Produsen rokok jadikan sampah puntung produk bernilai tambah

Estimated read time 2 min read

Jakarta (Antara) – Produsen rokok Bentoil Group berkolaborasi dengan Parongpong RAW Lab untuk mengubah limbah yang dihasilkan berbagai industri di wilayah tersebut menjadi produk yang bermanfaat.

“Ini merupakan awal dari program pengumpulan asap bagi kami di Parong Pong,” kata CEO Bentoil Group William Lument di Jakarta, Jumat.

Menurutnya, saat ini perusahaannya tidak lagi memproduksi sampah karena semuanya didaur ulang dengan baik dan terintegrasi untuk menjaga lingkungan.

Meski demikian, William mengatakan sampah konsumen yang dihasilkan perusahaannya, seperti puntung dan bungkus rokok, masih berupa pekerjaan.

Untuk itu, pihaknya bekerja sama dengan perusahaan daur ulang di Bunding untuk menghilangkan asap rokok.

“Perusahaan kami tidak lagi mengumpulkan sampah, semuanya didaur ulang dari segi sampah. Yang ada hanya sampah konsumen, salah satunya asap rokok,” ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga melaksanakan proyek penjernihan air di Pulau Onting Jawa, Kabupaten Pulau Seribo.

William menambahkan, meski pekerjaan pembersihan sampah hanya dilakukan oleh banyak pekerja, namun hal tersebut merupakan bagian dari kepedulian perusahaan terhadap lingkungan.

Dia berkata: “Hari ini kami mencuci sungai dan menemukan banyak puntung rokok dan sampah lainnya.”

Sementara itu, CEO Perong Pong Randy Aditya Wahad mengatakan, setiap tahun perusahaannya mendaur ulang 10-12 ton limbah rokok.

Menurut Randy, limbah rokok digunakan untuk menggantikan fiber yang harganya mahal.

“Perahu, asbak, bahkan kursi bisa kita buat dari puntung rokok dengan biaya yang sangat mahal,” kata Randy.

Ia mengatakan, timnya dari berbagai tempat pengumpulan rokok bekerja sama dengan banyak kafe untuk mengumpulkan sampah.

“Kami juga mengenakan tarif dari penambang, kami mengenakan tarif Rp 1.000 per kilogram,” ujarnya.

Randy berharap melalui upayanya untuk menjadikan limbah rokok lebih bermanfaat, ia dapat mengurangi limbah tersebut di masa depan.

Bahaya bagi manusia

Sebelumnya, Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Reza Cordova membahas perlunya segera pengelolaan limbah asap rokok karena dampak lingkungan yang ditimbulkannya, termasuk mikroplastik.

Ia mengatakan mikroplastik mengandung polutan yang dapat merugikan manusia.

Raza menjelaskan, bungkus rokok menggunakan filter berbahan selulosa asetat yang terurai menjadi serat mikroplastik yang hilang ke lingkungan.

“Pertama-tama yang terjadi adalah lembaran kertas yang menutupi selulosa asetat itu dirobek terlebih dahulu, kemudian dari ujung (bit) yang dibakar di bagian belakang, yang pertama keluar, di jadikan potongan-potongan. , proses pemisahannya lebih cepat,” kata Raza.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours