Profil Yudian Wahyudi, Kepala BPIP yang Larang Paskibraka Putri Berjilbab saat Bertugas

Estimated read time 2 min read

YOGYAKARTA – Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi menyoroti kebijakannya yang melarang Paskibraka perempuan berhijab pada upacara pelantikan tahun 2024.

Saat pelantikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 13 Agustus 2024, 18 dari 76 anggota Paskibraka 2024 melepas hijab. Setelah dipastikan, para paskibraka ini akan bertugas di Istana.

Dari situlah beredar kabar bahwa ada aturan bagi perempuan untuk melepas hijab saat upacara pengambilan sumpah Paskibraka. Hal ini diakui oleh Yudian Wahudi selaku Kepala BPIP.

Wanita Yudian ini menjelaskan, kemunculan Paskibraka sudah disepakati sejak awal, artinya yang mengikuti pelantikan merupakan relawan dan mengikuti aturan yang ada. Di luar acara, Paskibraka bebas mengenakan hijab.

Larangan berhijab yang dilakukan Paskibraka saat bertugas menuai kontroversi di berbagai pihak. Salah satunya Anwar Abbas, Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang melanggar konstitusi.

Perkenalan Yudian Wahudi:

Yudian Wahyudi lahir pada tanggal 17 April 1960 di Balikpapan, Kalimantan Timur. Beliau merupakan lulusan dari Pondok Pesantren Tremas di Pakitan pada tahun 1978 dan Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak di Yogyakarta pada tahun 1979.

Yudian juga memperoleh gelar Bachelor of Arts (BA) dan PhD dari Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta masing-masing pada tahun 1982 dan 1987, serta gelar BA dari Fakultas Filsafat UGM pada tahun 1986.

Dari segi akademik, Yudian mengikuti dan terpilih pada Program Peduli Calon Guru IAIN se-Indonesia yang diprakarsai Menteri Agama Munawir Sjadzali pada tahun 1988.

Kemudian, pada tahun 1994, ia lulus ujian dan bisa mendapatkan beasiswa studi doktor. Setelah menyelesaikan gelar doktor (PhD) di McGill University Kanada, Yudian dapat melanjutkan studi di Harvard Law School Amerika Serikat (AS) pada tahun 2002 hingga 2004.

Hal ini menjadikannya sebagai guru besar pertama di Perguruan Tinggi Islam Negeri (PTAIN) yang berhasil masuk Harvard.

Selain itu, Yudian menjadi profesor, bergabung dengan American Association of University Professors pada tahun 2005-2006, dan ditugaskan mengajar di Department of Comparative Studies di Tufts University, AS.

Dengan berbagai gelar bergengsi tersebut, ia kemudian diangkat menjadi Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tahun 2016 hingga 2020.

Saat menjabat Rektor UIN Sunan Kalijaga, Yudian mengeluarkan kebijakan pelarangan cadar bagi mahasiswi.

Larangan ini tertuang dalam surat keputusan B-1031/Un.02/R/AK.00.3/02/2018 tanggal 20 Februari 2018 tentang pembinaan pelajar berjilbab. Belakangan, kebijakan Yudea mendapat tentangan dari berbagai pihak.

Terkait pelarangan tersebut, Yudian beralasan hal itu bertujuan untuk melindungi ideologi mahasiswa UIN Kalijaga dan membantu kampus dalam kegiatan pendidikannya.

Siswa perempuan berjilbab menduga mereka akan lebih mudah menunggang kuda saat ujian.

Baru pada 5 Februari 2020, Yudian dilantik menjadi Kepala BPIP. Dari sana, ia kembali mengajukan aturan kontroversial Paskibraka yang tidak memperbolehkan berhijab saat bertugas.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours