Program Beasiswa Mencetak 1.000 Sarjana Pertanian untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Keterlibatan dunia usaha tetap penting agar pendidikan tinggi dapat diakses oleh semua orang. Menghasilkan lulusan pertanian khususnya untuk ketahanan pangan di Indonesia.

Salah satunya, pendiri JHL Group Jerry Hermawan Lo, berkomitmen mensukseskan Program Ketahanan Pangan Nasional, program andalan pemerintahan mendatang, Prabowo Subianto. Visi JHL Group juga mencakup penyiapan sumber daya manusia (SDM) Indonesia dengan menyediakan 1.000 lulusan pertanian dalam lima tahun ke depan.

Baca Juga: Beasiswa S2 Kemenkominfo Kelas Khusus Dibuka di Link Tes ITB dan Telkom University

Skema brilian yang ia luncurkan adalah mendanai 1.000 pelajar Indonesia untuk belajar dan menjadi lulusan pertanian. Sisihkan Rp 20 dari setiap kelapa yang diolah di pabrik kelapa Anda.

Seperti diketahui, Jerry sudah memiliki beberapa pabrik pengolahan kelapa dengan nama Devcoco. 2 pabrik telah berdiri dan pembangunan pabrik lainnya akan terus berlanjut.

Pabrik pengolahan kelapa pertama milik Devakoko berlokasi di Desa Gol, Kecamatan Sahu Timur, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara. Kemudian pabrik kedua berlokasi di Manado, Sulawesi Utara.

Baca Juga: Jadwal Pencairan Dana KJP Oktober 2024 Diumumkan? Periksa detailnya di sini

Selain itu, akan didirikan pabrik lain di Kalimantan, namun masih dalam tahap pembangunan. Dewacoco juga sedang menjajaki rencana pembangunan pabrik pengolahan kelapa di Kepulauan Riau. Kedua pabrik ini rencananya akan mulai beroperasi pada tahun depan.

Pabrik Kelapa Dewacoco mengolah buah kelapa yang dibeli dari petani dan kemudian menghasilkan produk yang bernilai tambah tinggi.

“Dulu kelapa Indonesia diekspor dalam bentuk utuh (kelapa bulat), sekarang dengan pabrik ini kita bisa mengolahnya sebelum diekspor. Ini namanya penaklukan kelapa,” kata Jerry Hermawan Lo dalam siaran persnya, Kamis (17/10/2021). 2024).

Pabrik Devacoco di Halmahera kini mampu mengolah 100 ribu butir kelapa per hari, sedangkan pabrik di Manado kini mampu mengolah 150 ribu butir kelapa per hari.

“Tahun depan (2025) targetnya 4 pabrik yang kita miliki bisa mengolah 500 ribu kelapa per hari. Tahun-tahun mendatang akan meningkat,” ujarnya.

Jerry yang juga merupakan pengusaha otomotif nasional menjelaskan Dewacoco akan mendonasikan Rp20 per butir kelapa kepada Yayasan JHL Mera Putih Kasih (JHL Foundation). Uang ini kemudian akan digunakan untuk mendanai program yang akan menghasilkan 1.000 lulusan pertanian.

“Kami telah mengalokasikan Rp 20 per kelapa. Kami sudah memperkirakan bahwa uang itu akan masuk ke dana tersebut dan kami akan meluncurkan skema tersebut dalam beberapa saat lagi,” katanya.

Melalui skema ini, jika Devacoco bisa mengolah 500 ribu buah kelapa per hari, maka Devacoco akan menyediakan Rp 10 juta per hari untuk mendanai program beasiswa untuk menghasilkan 1000 lulusan pertanian.

Artinya dengan Rp10 juta per hari, Dewacoco memberikan Rp300 juta per bulan dan Rp3,6 miliar per tahun.

Ia menyatakan keyakinannya bahwa konsep tersebut dapat mendanai 1.000 calon lulusan pertanian, yang ingin ia capai dalam 5 tahun ke depan.

Komitmen beliau untuk mencetak 1.000 lulusan diwujudkan melalui pendirian sekolah vokasi pertanian, pendirian perkebunan dan pemberian beasiswa berupa biaya pendidikan dan uang saku kepada mahasiswa Universitas Lampung (UNILA), Sekolah Tinggi Kewirausahaan Pertanian (STPK) Banaue. ). ), mahasiswa pascasarjana Halmahera Barat dan Pertanian Bogor (IPB).

Beasiswa tersebut mencakup biaya pendidikan (UKT) sebesar Rp1 juta dan biaya hidup sebesar Rp500 ribu per bulan.

Siswa Sekolah STPK Banau Halmahera Barat mendapat tunjangan Rp2,3 juta per UKT semester dan Rp250 ribu per bulan untuk biaya asrama.

Sedangkan tunjangan untuk mahasiswa Magister IPB sebesar Rp9,5 juta UKT per semester dan Rp1,5 juta untuk biaya hidup per bulan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours