Proyek Nimbus Picu Boikot: Lebih dari 1100 Mahasiswa Tolak Kerja di Google & Amazon

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Project Nimbus, program kolaborasi Google dan Israel nampaknya akan berbuntut panjang. Hal ini terjadi setelah tekanan dari koalisi pekerja teknologi No Tech for Apartheid (NOTA) mulai membuahkan hasil.

NOTA mengharuskan raksasa teknologi seperti Google dan Amazon untuk mengakhiri kontrak mereka dengan pemerintah Israel. Mereka juga membuat kampanye yang meminta mahasiswa untuk tidak bekerja di Google dan Amazon.

Seperti yang dilaporkan Wired, lebih dari 1.100 mahasiswa STEM dan pekerja muda telah berjanji untuk meninggalkan pekerjaan mereka di perusahaan-perusahaan tersebut.

Alasannya adalah “karena mendukung sistem apartheid Israel dan genosida terhadap Palestina”. Tujuan NOTA adalah mengumpulkan 1.200 tanda tangan untuk kampanye ini melalui situs webnya.

“Sebagai generasi muda dan pelajar di bidang STEM dan lainnya, kami menolak untuk terlibat dalam pelanggaran yang mengerikan ini. Kami bergabung dengan kampanye #NoTechForApartheid untuk menuntut Amazon dan Google segera menghentikan Proyek Nimbus,” sebagian isi janji tersebut.

Seperti diketahui, Google dan Amazon mendapatkan kontrak senilai $1,2 miliar di bawah Project Nimbus untuk menyediakan layanan cloud, pembelajaran mesin, dan kecerdasan buatan kepada pemerintah dan militer Israel.

Juru bicara Google membantah tuduhan Proyek Nimbus dan hubungannya dengan militer, senjata, atau badan intelijen lainnya.

Sebagai dua perusahaan teknologi terbesar di dunia, Google dan Amazon juga merupakan dua perusahaan terbesar yang mempekerjakan lulusan STEM.

Wired mengatakan bahwa penandatangan kampanye ini mencakup mahasiswa tingkat sarjana dan pascasarjana dari Stanford, UC Berkeley, Universitas San Francisco, dan Universitas Negeri San Francisco – institusi yang sama tempat Google berkantor pusat.

Di masa lalu, NOTA telah mengorganisir protes terhadap keterlibatan Google di Israel, termasuk aksi duduk dan pengambilalihan kantor yang mendorong Google memecat puluhan pekerjanya.

Pada bulan Maret 2024, seorang karyawan Google dipecat setelah menyela salah satu manajernya di konferensi teknologi Israel di New York dan dengan lantang mengatakan bahwa dia menolak untuk “membangun teknologi yang mendukung genosida” atau kontrol.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours