Psikolog imbau masyarakat berani bersikap cegah perundungan

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Novi Poespita Candra, S.Psi., M.Sc., Ph.D., mengimbau masyarakat berani mengutarakan pandangan dan tindakannya agar tidak menjadi penyebar fitnah. korban intimidasi.

“Jelaskan kepada pelaku intimidasi bahwa Anda tidak menyukai perlakuan yang dimaksud. Anda harus menunjukkan sikap yang jelas tentang apa yang Anda suka atau tidak suka,” kata Novi kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.

Katanya, perundungan tidak hanya terjadi pada anak-anak atau remaja, namun orang dewasa juga mengalaminya.

Untuk menghindari perundungan di kantor atau tempat kerja, karyawan disarankan untuk mencari sistem layanan yang dapat membantu menyelesaikan masalah ini secara sistematis, seperti pelaporan ke departemen pengembangan sumber daya manusia (HRD).

Selain itu, minta juga teman dekat Anda untuk memperhatikan dan siap membantu jika diperlukan.

Lalu, yang bisa dilakukan untuk mengatasi trauma akibat bullying adalah dengan menciptakan aktivitas baru yang positif di luar kantor agar hidup lebih bermakna dan meningkatkan energi positif.

Meski demikian, Novi berpesan kepada para karyawan untuk tidak segan-segan mengundurkan diri dari perusahaan atau mengundurkan diri jika perundungan tersebut tidak dapat diatasi.

Menurutnya, korban bisa memutuskan untuk meninggalkan lingkungan kerja yang buruk agar tidak mengganggu produktivitas dan membahayakan kesehatan mental.

“Berpindah dari lingkungan yang beracun dan pindah ke lingkungan baru serta memaafkan masa lalu dan belajar dari apa yang telah terjadi. Jika masih belum bisa mengelolanya, Anda bisa meminta bantuan ahlinya untuk mendapatkan pengobatan yang tepat,” ujarnya.

Ia juga mendorong perusahaan atau tempat kerja memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk mencegah dan menangani perundungan.

Yang tidak kalah penting adalah budaya kekeluargaan, saling menghormati, budaya kebebasan dan keadilan di tempat kerja sebagai landasan utama untuk mencegah bullying.

“SOP dan penanganan ketika terjadi perundungan di organisasi mana pun sangatlah penting. Namun yang lebih penting adalah menciptakan aliran sesat atau budaya di kantor,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours