PT SMI gelontorkan Rp38,89 triliun guna percepat pembangunan daerah

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) mengalokasikan anggaran sebesar Rp38,89 triliun kepada 93 pemerintah daerah (Pemda) untuk mendanai percepatan pembangunan daerah.

Portofolio pembiayaan pemerintah PT SMI yang beredar berjumlah Rp 26,93 triliun.

“DIU merupakan alat fiskal untuk menstimulasi kebijakan nasional. Fiskal bersifat counter-cyclical. Oleh karena itu, ketika perekonomian sedang resesi, belanja justru meningkat. Pinjaman daerah bisa menjadi alat fiskal pemerintah untuk pemulihan ekonomi. “

Saat ini pinjaman daerah yang dimiliki PT SMI ada dua jenis, yakni pemulihan ekonomi nasional pemerintah daerah (PEN) dan pembiayaan daerah konvensional.

Alokasi PEN kepada pemerintah daerah didasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 105/PMK.07/2020 sebagaimana telah diubah dengan PMK 179/PMK.07/2020 dan PMK 43/PMK.07 /2021.

Sementara itu, pembiayaan reguler daerah dikembangkan berdasarkan PMK Nomor 174/PMK.08/2016 tentang Pemberian Penjaminan Bagi Badan Usaha Dalam Rangka Pembiayaan Infrastruktur Daerah.

Edwin menjelaskan, selain menyalurkan pinjaman berjangka, PT SMI juga memberikan bantuan teknis kepada pemerintah daerah dalam mempersiapkan proyek infrastruktur.

Ia mengatakan PT SMI sangat mendukung upaya pemerintah untuk mewujudkan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini terlihat dari sebaran daerah yang menerima pendanaan daerah rutin dari PT SMI yang mayoritas berasal dari wilayah Indonesia bagian timur.

Berdasarkan komitmen tersebut, 43% pinjaman konvensional disalurkan ke Sulawesi, diikuti oleh 22% ke Maluku dan Papua. 18% sisanya ditempati oleh Kalimantan, 10% oleh Sumatera, 6% oleh Jawa, dan 1% oleh Bali dan Kepulauan Sunda Kecil.

PT SMI juga berperan penting dalam peningkatan layanan kesehatan dengan membiayai pembangunan 13 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dengan total nilai komitmen sebesar Rp 2,3 triliun.

Selain itu, pinjaman daerah juga tersedia untuk berbagai pelayanan publik. Bagian terbesar, yaitu 39%, menerima pinjaman untuk pembangunan jalan dan jembatan. Selain itu, sektor sumber daya air menyumbang 15%, sektor kesehatan menyumbang 14%, sektor olahraga menyumbang 11%, dan sektor lainnya menyumbang 21%.

Dengan menerima dana ini, pemerintah daerah dapat berharap untuk meningkatkan pelayanan publiknya.

“Kualitas dana belanja dan proyek di daerah akan meningkat, yang pada akhirnya berdampak pada kualitas pelayanan publik di daerah,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours