Pulau di Bangladesh alami krisis pangan akibat penembakan dari Myanmar

Estimated read time 2 min read

Dhaka (ANTARA) – Pulau St Martin, pulau kaya terumbu karang di Bangladesh, menghadapi krisis pangan selama empat hari terakhir karena komunikasi terputus akibat seringnya serangan dari perbatasan Myanmar, kata para pejabat.

Pulau kecil seluas sekitar 8 kilometer persegi ini terletak di bagian timur laut Teluk Benggala dengan keindahan alam yang menjadikannya salah satu destinasi wisata unggulan di Bangladesh.

Dalam empat hari terakhir, sekitar tiga perahu diserang di kawasan Naikkhyongdia di perbatasan Sungai Naf, satu-satunya sungai yang mengalir antara Bangladesh dan Myanmar melalui rute Teknaf-St Martin di tenggara distrik Cox’s Bazar Bangladesh. Serangan itu mendorong pemilik kapal untuk menutup layanannya.

Presiden Dewan Persatuan St. Martin Mujibur Rahman mengatakan kepada Anadolu bahwa orang tak dikenal dari perbatasan Myanmar menembaki perahu yang membawa makanan dan penumpang di sepanjang muara perbatasan Sungai Naf dan Teluk Benggala.

Nelayan lokal juga tidak bisa menangkap ikan di Sungai Naf karena takut akan tembakan, kata Mujibur Rahman.

“Barang sehari-hari tidak dapat diangkut ke pulau yang berpenduduk sekitar 11.000 jiwa. Wisatawan juga terjebak dan menghadapi krisis pangan dan tempat tinggal,” katanya.

“Kami sudah memberikan informasi kepada pemerintah kota dan kabupaten, mereka sedang mencari jalur alternatif, namun kami belum mengetahui jalur perairan alternatif apa yang bisa menghubungkan pulau tersebut dengan daratan,” imbuhnya.

“Kami berusaha memastikan keselamatan komunitas kami dengan berkonsultasi dengan seluruh lembaga pemerintah terkait dan mencari cara alternatif untuk sampai ke pulau itu,” lanjutnya.

Konflik meningkat antara militer dan Tentara Arakan serta kelompok pemberontak lainnya di Myanmar, yang juga mempengaruhi negara tetangga Bangladesh.

Direktur Jenderal Sayap Myanmar di Kementerian Luar Negeri Bangladesh, Mia Md Mainul Kabir, mengatakan kepada Anadolu bahwa mereka terus berkomunikasi dengan Myanmar mengenai penembakan lintas batas tersebut.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Kanada, AS, Uni Eropa Prihatin dengan Kekerasan di Myanmar

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours