Puncak Gunung Runtuh ke Gletser Es, Picu Bumi Bergetar Selama 9 Hari

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Peneliti menemukan misteri di balik sinyal seismik di Greenland. Ternyata hal tersebut disebabkan oleh ancaman gunung es.

Fenomena alam tsunami Greenland sebenarnya cukup kecil. Namun, kombinasi seismometer, sensor infrasonik, studi lapangan, citra satelit, dan data simulasi tsunami menunjukkan bahwa gempa bumi di daerah terpencil di Greenland memicu tsunami skala besar. Airnya berasal dari sekumpulan gletser di teluk fjord atau ngarai.

Dalam rilis teknologi menarik, Jumat (13 September 2024), fjord mengirimkan getaran yang berlangsung selama sembilan hari di Bumi. Studi tersebut mengamati pergerakan air jangka panjang yang menghasilkan sinyal seismik global yang terdeteksi para ilmuwan pada September 2023.

“Ini pertama kalinya getaran air tercatat sebagai getaran yang merambat melalui kerak bumi, menyebar ke seluruh dunia dan berlangsung selama berhari-hari,” kata Stephen Hick, salah satu penulis studi tersebut.

Penelitian menunjukkan bahwa ketika puncak gunung setinggi 1,2 kilometer jatuh ke Dickson Fjord yang terpencil di Greenland, terjadi peristiwa awal yang belum pernah dilihat manusia. Peristiwa tersebut menyebabkan percikan air yang sangat besar hingga setinggi 200 meter dan gelombang air setinggi 110 meter. Gelombang tersebut membentang sejauh 10 kilometer di fjord, kemudian dengan cepat kembali menjadi 7 meter dalam beberapa menit dan akhirnya mencapai beberapa sentimeter. selama beberapa hari ke depan.

Tim menirukan sudut perosotan dan bentuk khas fjord yang sempit dan berkelok-kelok. Model mereka menunjukkan bagaimana air dapat terus bergetar selama sembilan hari, dan hampir tidak ada energi yang keluar. Pergerakan air yang bolak-balik setiap 90 menit konsisten dengan catatan seismik global mengenai getaran yang merambat melalui kerak bumi.

Para peneliti telah memperhatikan bahwa akibat perubahan iklim, tumpukan salju di kaki gunung semakin berkurang dan tidak dapat lagi menopang batuan di atasnya. Peristiwa ini menandai gempa bumi dan tsunami pertama yang tercatat di Greenland bagian timur.

Dari Arktik hingga Antartika, seismometer di seluruh dunia mendeteksi sinyal seismik dan getaran yang tidak biasa yang merambat melalui kerak bumi. Berbeda dengan getaran yang dihasilkan oleh gempa bumi, sinyal tersebut menunjukkan frekuensi getaran tunggal, mirip dengan dengungan rendah yang terus menerus. Penulis penelitian awalnya mengklasifikasikannya sebagai USO, atau peristiwa seismik yang tidak diketahui.

Dalam waktu dekat, otoritas lokal dan peneliti menerima laporan adanya tsunami besar di fjord terpencil di timur laut Greenland. Situasi ini mengarah pada pembentukan tim multidisiplin unik yang terdiri dari 68 ilmuwan dari 40 institusi di 15 negara, yang menemukan misteri di balik sinyal seismik dengan menggabungkan data dari berbagai sumber.

Tim memperkirakan sekitar 25 juta meter batu dan es – cukup untuk memenuhi 10.000 kolam renang ukuran Olimpiade – jatuh ke fjord, memicu tsunami besar. Dengan menggunakan simulasi numerik, serta data dan gambar lokal, mereka memastikan bahwa tsunami tersebut merupakan salah satu tsunami terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah.

Studi ini menyoroti pentingnya pemantauan dan penilaian wilayah yang sebelumnya dianggap stabil seiring dengan percepatan perubahan iklim untuk memberikan peringatan dini terhadap kemungkinan tanah longsor dan tsunami skala besar di masa depan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours