Punya Peran Penting untuk Pangan, Airlangga Dorong Kemajuan Industri Pupuk

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Industri pupuk mempunyai peranan penting dalam mendukung ketahanan pangan Indonesia dan ketersediaan pangan nasional dapat dipenuhi melalui peningkatan produksi dan produktivitas tanaman, dan pupuk merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan ketahanan pangan.

Pemerintah juga mendukung kebangkitan infrastruktur industri pupuk melalui modernisasi. Untuk itu, industri, lembaga penelitian, dan kementerian/lembaga terkait harus bekerja sama mengembangkan pupuk yang lebih efisien dan berkelanjutan.

Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat upaya mengatasi tantangan global seperti fluktuasi harga komoditas dan perubahan iklim.

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, tujuan dibangunnya pabrik pupuk bukan untuk petrokimia melainkan tujuan utama untuk produksi beras.

Menurutnya, tidak ada revolusi pertanian tanpa pemupukan buatan. Pangan utama penduduk Indonesia adalah beras, sehingga harus swasembada beras.

“Namun pasca reformasi, pembangunan pabrik pupuk dan turunannya relatif lebih lambat. Padahal, membangun pabrik merupakan pekerjaan terbesar bagi masyarakat sekitar di industri padat modal,” ujarnya kepada PT saat kunjungan kerja. Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim, di Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur, Selasa (13-08-2024).

Airlangga mengapresiasi pentingnya peran Pupuk Kaltim dalam mendukung kebijakan pupuk nasional untuk mengembangkan teknologi hijau dan beralih ke teknologi biru yang diharapkan menjadi cikal bakal industri ramah lingkungan dan menjadi benchmark bagi industri lainnya. Kontribusi perusahaan ini sangat penting dalam pembangunan daerah dan nasional.

“Yang penting pupuknya tepat sasaran, (misalnya) untuk pengembangan hortikultura karena memberikan nilai tambah bagi masyarakat, (setelah) ada pengembangan petrokimia. Saya juga yakin kita akan menjadi negara pertama yang melakukan hal ini. Asia Pasifik (untuk memproduksi) pupuk hijau (pupuk organik) Tantangan terbesarnya. Jadi, ini mungkin tantangan ke depan yang ingin saya laksanakan karena sejalan dengan rencana transisi energi, jelas Airlangga. .

Airlangga menjelaskan, sumber energi dunia di masa depan akan mengarah pada hidrogen, namun Indonesia juga kuat karena memiliki kemampuan dalam memanfaatkan amonia.

“Kekuatan amonia adalah hal yang perlu kita dorong, karena di beberapa negara 20% amonia sudah digunakan untuk batu bara. Kombinasi amonia dan penangkapan serta penyimpanan karbon berarti kita juga memiliki energi ramah lingkungan. Tujuan kami adalah untuk memiliki energi yang ramah lingkungan. nihil emisi yang ingin dicapai, bukan menghilangkan ( sumber) “Energi kuat yang sudah ada di Indonesia. Oleh karena itu, kemampuan luar biasa yang dimiliki grup Pupuk Indonesia harus dimanfaatkan ke depan,” ujarnya.

Pemerintah telah menetapkan alokasi volume pupuk bersubsidi pada tahun 2024 sebesar 9,55 juta ton, didukung oleh informasi nama dan alamat yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo pada rapat internal mengenai kelanjutan pembahasan kebijakan beras pada tanggal 26 Februari 2024.

Baca Juga: Abaikan Sanksi AS, Ekspor Pupuk Rusia ke Mitra BRICS Cetak Rekor Bersejarah

Volume tersebut meningkat dari alokasi awal pupuk bersubsidi sebesar 4,7 juta ton. Anggaran subsidi pupuk tahun 2024 juga bertambah Rp7,1 miliar dari nilai awal Rp26,68 miliar sehingga total anggaran menjadi Rp33,78 miliar.

Pemerintah juga kini berupaya meningkatkan transparansi dan efisiensi distribusi pupuk bersubsidi. Adopsi teknologi digital dilakukan untuk meningkatkan pengawasan distribusi dan pengiriman kepada petani agar tepat sasaran.

Upaya penting dalam hal ini adalah mengintegrasikan data dan sistem ke dalam platform real-time yang terintegrasi. Misalnya saja integrasi data dan sistem Kementerian Pertanian dengan PT Pupuk Indonesia (Persero) melalui aplikasi i-Pubers. Kedepannya diharapkan dapat mengintegrasikan data dan sistem perbankan ke dalam e-wallet juga.

“Dan yang juga jadi pekerjaan rumah Pupuk Indonesia adalah penyaluran pupuknya harus tepat sasaran. Nah, untuk tepat sasaran tentu perlu sistem, dan saya kira sistem digitalnya sudah lengkap. (Feed) tinggal instruksi presiden saja bagaimana sasaran pupuknya,” pungkas Airlangga.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours