Pusat Studi Asia Timur CEAS diresmikan, teliti hubungan internasional

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Center for East Asian Studies (CEAS) didirikan di Jakarta untuk menjadi wadah kajian regional di beberapa bidang.

“Ini akan menjadi tempat untuk bertukar pikiran dan memberikan nasihat rutin tentang bagaimana mewujudkan Asia Timur yang lebih baik,” kata Direktur Eksekutif CEAS Dr. Rizal Sukma saat memberikan pidato pada pembukaan CEAS di Universitas Prasetiya Mulya Jakarta, Rabu. .

Menurutnya, organisasi akademik tersebut banyak membahas isu kerja sama dengan negara lain, seperti partai politik, keamanan, dan ekonomi.

Pusat pelatihan ini mempelajari beberapa negara Asia Timur, termasuk Jepang, Cina, dan Korea Selatan.

“Ada dua hal yang ingin kita lakukan, pertama, membangun pengetahuan yang cukup untuk menjadi profesional atau ahli di kawasan Asia Timur,” kata Rizal.

Tujuan kedua organisasi ini adalah untuk menciptakan sumber daya bagi orang-orang yang memahami kawasan ini dan memikirkan pentingnya Asia Timur bagi Indonesia.

Rizal mengatakan Indonesia juga perlu berupaya menghilangkan kecurigaan dan konflik antar negara Asia Timur.

Sementara itu, Hassan Wirajuda, Menteri Luar Negeri Indonesia periode 2001 hingga 2009, mengatakan CEAS diharapkan bisa menjadi pusat penelitian kawasan Asia Timur yang kini menjadi pusat negara.

“Mengenal lebih jauh negara-negara Asia Timur dan menjadi kelompok riset di berbagai bidang; politik, ekonomi, budaya,” kata Hasan.

Pelantikan tersebut dihadiri sejumlah pejabat antara lain Dewan Penasehat CEAS Jusuf Vanandi, Rektor Universitas Prasetiya Mulia Prof. Djisman Simandjuntak bersama beberapa perwakilan kedutaan asing di Jakarta. Baca Juga: FPCI: Prabowo ungkapkan strategi departemen lewat kunjungan ke Asia Timur Baca Juga: Bank Dunia proyeksikan kawasan Asia Timur-Pasifik tumbuh 4,8% pada 2024

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours