Pustral UGM dukung multiprovider avtur untuk tekan harga tiket pesawat

Estimated read time 2 min read

Yogyakarta (ANTARA) – Peneliti Pusat Kajian Transportasi dan Logistik (PUSTRAL) Universitas Gadjah Mada (UGM) Dwi Ardianta Kurniawan mendukung penerapan sistem multi-provider (nonmonopoli) pengadaan avtur guna menekan tingginya biaya bahan bakar penerbangan. tiket pesawat.

Dwi Ardianta di Kampus UGM, Sleman, Yogyakarta, Selasa, mengatakan sistem multi-provider yang sebelumnya diusulkan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) akan mencegah monopoli penjualan bahan bakar jet di Indonesia.

“Mencegah praktik monopoli dan mendorong penerapan jetfuel multiguna di bandara-bandara, sehingga kami berharap dapat menciptakan harga jetfuel yang kompetitif,” ujarnya.

Selain penerapan multisupplier bahan bakar jet, Dwi mengatakan kebijakan insentif finansial masih diperlukan sebagai solusi terhadap perkiraan tingginya tarif penerbangan di Indonesia.

Menurut dia, insentif finansial bisa diterapkan pada harga avtur, suku cadang pesawat, serta subsidi kepada penyedia jasa bandara untuk biaya pendaratan.

Selanjutnya akomodasi dan penyimpanan pesawat udara (PJP4U), biaya ground handling, subsidi atau insentif biaya operasional langsung seperti pajak bahan bakar minyak dan pajak suku cadang dalam rangka biaya pemeliharaan.

Menurut Dwi, komponen pendanaan pemeliharaan bandara bukanlah pendorong atau penentu mahalnya tarif angkutan udara. Pasalnya, tarif bandara tidak bisa sewaktu-waktu dinaikkan karena harus mendapat persetujuan Kementerian Perhubungan.

Menurut dia, jika pertanyaan itu benar dan menjadi faktor penentu, maka persoalan tingginya harga avtur seharusnya bisa terjadi sewaktu-waktu.

Sebenarnya tidak, soal harga hanya muncul pada waktu-waktu tertentu jadi faktornya pasti bukan dari bandara. Semuanya sangat bergantung pada harga avtur dan nilai tukar rupee, serta ketersediaan layanan pada rute-rute yang ada. dianggap mahal,” ujarnya.

Diakui Dwi, harga tiket pesawat domestik di Indonesia rata-rata lebih mahal dibandingkan tiket luar negeri.

Menurut dia, ada beberapa aspek yang mempengaruhi situasi tersebut, antara lain persaingan pasar penerbangan internasional yang rata-rata semakin ketat, ketersediaan armada pasca COVID-19 yang belum pulih, serta permintaan konsumen yang cenderung kembali normal. .

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours