Putu BKSAP Saran Segera Wujudkan Indonesia-EU CEPA

Estimated read time 4 min read

JAKARTA – Wakil Ketua Badan Kerja Sama Parlemen (BKSAP) DPR Putu Supadma Rudana menyarankan pemerintah segera mengakui CEPA antara Indonesia dan Uni Eropa sebelum masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berakhir pada Oktober 2024. Putu kembali menggelar pertemuan dan Pimpinan Parlemen Eropa di ASEAN Antoine Ripoll di Gedung DPR, Jakarta.

Banyak isu yang dibahas dalam pertemuan tersebut, terutama perluasan kerja sama di bidang perdagangan, keuangan, transisi energi, dan pasar hijau. “Dalam pertemuan itu, kami membahas berbagai hal, termasuk bagaimana Parlemen Uni Eropa terus meningkatkan kerja sama dengan DPR Indonesia dalam rangka memperkuat kesepakatan pertama Pemerintah,” kata Putu dalam keterangannya, Senin (24/6). /2024).

Putu mengakui, DPR RI diundang Parlemen Eropa untuk membahas isu perdagangan di Strasbourg, Perancis, pada Pertemuan ke-12 Parlemen Uni Eropa dan Indonesia. Terkait isu perdagangan dan investasi, Putu meminta kedua anggota parlemen mendorong pemerintah masing-masing untuk mempercepat penyelesaian perundingan Indonesia dengan CEPA Uni Eropa untuk menciptakan warisan bagi negara dan kawasan.

Pada Konferensi Parlemen Organisasi Perdagangan Dunia (PCWTO) yang diadakan di Abu Dhabi awal tahun ini, Putu menegaskan pentingnya kerja sama internasional dalam mencapai pencapaian SDGs dengan memperluas kerja sama di semua sektor, termasuk perdagangan, ekonomi, dan keuangan.

Bagaimanapun, misi Uni Eropa adalah untuk mendorong dan mendukung pengurangan produksi dan upaya ekspor produk akhir negara tersebut untuk memberikan nilai tambah bagi pengembangan ekonomi berkelanjutan dan komitmen untuk melestarikan lingkungan hijau.

“Tentunya kami selalu berbicara tentang bagaimana hubungan kami dengan Parlemen Eropa harus terus menjamin dan mempercepat komitmen kami dalam melaksanakan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Indonesia-Uni Eropa (I-EU CEPA),” ujarnya.

Ia mengatakan, peran kedua anggota parlemen tersebut sangat penting dalam memastikan regulasi I-EU CEPA terlaksana sehingga berbagai manfaat dapat diperoleh negara dan rakyatnya. “Sudah tiba waktunya untuk membuka mata hati, tidak hanya melihat permasalahan yang ada, ini adalah saat yang tepat bagi anggota parlemen kedua partai untuk mempercepat dan memastikan pemerintahnya mempercepat implementasi perjanjian ini agar semua pihak dapat melakukan hal yang sama. pihak diuntungkan,” ujarnya. Dia berkata.

Oleh karena itu, Putu berharap pemerintahan Presiden Jokowi dapat mengakui CEPA antara Indonesia dan Uni Eropa sebelum masa jabatannya berakhir pada Oktober 2024 mendatang demi kepentingan kedua belah pihak.

“Kami berharap sebelum akhir tahun ini atau berakhirnya masa kepemimpinan Pak Jokowi, Perjanjian Kemitraan Ekonomi antara Indonesia dan Uni Eropa dapat dicapai. Untuk mengambil langkah-langkah yang mendorong dialog yang mendukung kedua belah pihak,” kata anggota tersebut. Uni Eropa. Persatuan Parlemen (IPU) untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Putu mengatakan pihaknya menunggu persetujuan seluruh anggota parlemen. Selain itu, ia juga telah mengonfirmasi kepada Antoine Ripoll bahwa ada rencana Uni Eropa untuk menggunakan energi hijau di Indonesia, seperti disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

“Pak Luhut memberikan informasi mengenai green finance dan kami juga mencoba mengkonfirmasi dengan perwakilan Parlemen Eropa di ASEAN di Jakarta, Antoine Ripoll; beliau saat ini sedang menjalani program investasi hijau di Indonesia untuk mempromosikan dan mendukung peluncuran ekonomi hijau. di Tanah Air,” ujarnya.

Bahkan, kata Putu, pihaknya juga berencana melakukan investasi nikel underground agar produk tersebut tidak hanya dijual di negara-negara Uni Eropa saja. “Pembangunan melalui lembaga parlemen ini bertujuan untuk memberikan dukungan kepada masyarakat dan meningkatkan perekonomian Indonesia,” kata Hakim Bali.

Oleh karena itu, lanjutnya, parlemen terus berupaya untuk terlibat dalam pembahasan dan pengelolaan. Metode dan diskusi yang dilakukan bersifat informal dalam jangka waktu singkat namun memberikan pengetahuan budaya yang cukup, sehingga kedua belah pihak dapat memahami perbedaan yang membawa kerjasama antar negara.

“Kita ingin mencari apa yang kita sepakati dan kita buka dengan cara tradisional, untuk memberikan gagasan-gagasan itu. Tidak diragukan lagi berikut ini kemenangan bangsa Indonesia. Tentu saja cara ini bisa resmi, tapi parlemen bisa. . juga untuk mendukung dan mendukung diskusi dan perundingan yang dilakukan pemerintah, kedua anggota parlemen akan bersama-sama memastikan bahwa kedua pemerintah berada pada jalur yang sama dalam menyelesaikan perundingan selanjutnya. CEPA Indonesia dan Uni Eropa,” kata Putu.

Persoalan lainnya, kata Putu, selama di dalam negeri, seluruh Indonesia memahami bahwa Uni Eropa sedang menghadapi masalah pertumbuhan, mereka menghadapi resesi ekonomi, sehingga mereka fokus pada pertumbuhan. “Jika perjanjian ini terlaksana maka pertumbuhan mereka akan meningkat dan kami berharap Indonesia dapat meningkatkan pertumbuhan ekonominya secara signifikan,” ujarnya.

Kemudian, isu lain yang dibahas adalah soal peralihan kekuasaan. Tentu saja, kata Putu, Indonesia terus mendorong perjanjian keuangan ramah lingkungan dalam hal transisi energi. Pasar Indonesia sangat besar, dan jika ditambah dengan pasar negara-negara Asia Tenggara yang berpenduduk sekitar 700 juta orang, maka jumlah uang yang dihasilkan sangat mungkin.

“Pasar utama di Indonesia adalah kawasan dengan pertumbuhan tinggi di Asia Tenggara. Saat ini sudah pasti bernilai uang, namun kami ingin memastikan bahwa uang tersebut bersifat ramah lingkungan dan ditujukan untuk transfer pengetahuan dan transfer keterampilan. untuk kita,” ujarnya. Putu. .

“Inilah tujuan CEPA, untuk memastikan kedepannya tidak hanya satu negara yang mendapatkan keuntungan, namun kedua belah pihak, Uni Eropa, Indonesia dan ASEAN bisa mendapatkan manfaat yang besar. “Sudah saatnya semuanya dipercepat untuk menghadirkan solusi yang sukses. dan hasilnya,” tutupnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours