Putu Dorong Pemerintah Berikutnya Punya Komitmen terhadap Pelestarian Seni Budaya

Estimated read time 5 min read

JAKARTA – Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Putu Supadma Rudana mendorong kemauan politik dan komitmen pemerintah mendatang untuk mendukung pelestarian seni budaya nusantara dan warisan luhur melalui museum rumah budaya tertinggi , rumah abadi peradaban dan sumber inspirasi.

“Juga mendorong setiap organisasi dan lembaga untuk menceritakan kejayaan sejarah dan perjalanannya membangun museum dan segala narasi mulia dapat diceritakan di museum,” kata Putu saat berkunjung ke Museum Prabo Silivangi di Gedung Dzikir Al-Islam. Ayah Pesantren. , Kelurahan Karang Tengah, Kota Sukabumi, Jawa Barat dikutip pada Sabtu (20/07/2024).

“Indonesia dengan kekayaan khazanah seni dan budayanya serta keanekaragaman flora dan faunanya, serta perjalanannya dari zaman prasejarah, kerajaan-kerajaan, kemerdekaan dan kemerdekaan hingga saat ini, harusnya mampu menjadi negara sejuta museum. “Si Merah, jangan pernah lupakan sejarah,” kata Putu yang pada kesempatan itu diundang langsung oleh pendiri Museum Prabo Siliwangi, KH Pajer Laksana.

Futo mengaku berbagai persoalan dibahas dalam pertemuan tersebut. Namun pada hakikatnya mereka ingin membuat payung hukum untuk melindungi seluruh warisan atau warisan budaya bangsa dari nenek moyang mereka sejak zaman dahulu, mungkin tidak hanya dari masa kerajaan tetapi juga dari masa prasejarah. Dalam pemaparannya, Futo yang juga Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR ini menyampaikan komitmennya untuk melestarikan seni dan budaya sejak awal.

Kebetulan, Futo mengaku juga memiliki Museum Rodana di Bali secara pribadi. Selanjutnya, Futo juga memaparkan mengenai Sapta Karsa Permuseum Indonesia saat didaulat menjadi keynote speaker di Museum Prabu Siliwangi.

“Ketiga, ada perjuangan kita untuk implementasi UU Permuseuman dan inisiasi RUU terkait omnibus kebudayaan. Mungkin payung hukum RUU permuseuman ini sangat mendesak, omnibus kebudayaan juga sangat mendesak.” kemajuan ekonomi bangsa dan kemandirian ekonomi, kedaulatan politik juga harus didukung oleh sejarah dan budaya bangsa,” kata Futo.

Ia mengapresiasi komitmen para founding fathers dan tokoh bangsa untuk mandiri di bidang perekonomian. Namun menurutnya independensi dan individualitas di bidang kebudayaan juga harus tetap dijaga, agar undang-undang atau rancangan undang-undang tersebut benar-benar mencakup baik penemuan cagar budaya melalui UU Cagar Budaya maupun pemajuan kebudayaan melalui UU Pemajuan Kebudayaan. .

Namun sebaliknya, tempat asal atau rumah yang mempunyai arti rumah kebudayaan tertinggi, rumah peradaban abadi dan rumah inspirasi, menjadi tempat mulia yang menjaga, menceritakan, menghadirkan dan mengagungkan segala sesuatu. bangsawan. peninggalan bangsa, maksudnya tentu saja museum atau tempat lain yang wajib ada. Mereka punya payung hukum,” ujarnya.

Kata Futo, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai dan mampu melestarikan memori budaya bangsanya, melestarikan sejarah yang begitu besar dan luar biasa, yang harus terus digaungkan secara komprehensif dan berkelanjutan. Menurut dia, negara lain seperti Jepang, China; juga negara-negara Eropa termasuk Perancis, Inggris dan lain-lain; Dan di Amerika, negara dan masyarakatnya mempunyai apresiasi yang sangat tinggi terhadap seni dan budaya, serta kemampuan menyajikan dan menarasikannya.

“Menjadi destinasi wisata dan edukasi yang pertama dan utama. Dan jika anda berkunjung ke suatu kota atau suatu negara, tentu museum menjadi tempat pertama yang anda kunjungi,” imbuhnya.

Oleh karena itu, Putu sangat mengapresiasi sosok Ki Pajer Laksana selaku penggagas dan pendiri Museum Prabo Siliwangi di Sukabumi, Jawa Barat. Menurutnya, Ki Fajar adalah sosok yang sangat luar biasa, aktif dan visioner, selain sebagai guru, ia juga ahli dalam bidang pemasaran dan merupakan tokoh spiritual yang disegani oleh masyarakat di daerahnya.

Ia memiliki pesantren dan juga mengoleksi berbagai koleksi karya warisan nasional, khususnya budaya dan sejarah Sunda. Koleksi karya warisan nasional banyak dipamerkan di Museum Prabu Siliwangi. Futo melihat langsung bagaimana pelestarian budaya Sunda benar-benar terwujud di pesantren dan Museum Prabo Siliwangi.

“Anak muda membuat seni, ada pencak silat, seni yang berhubungan dengan budaya Sunda. Menurut saya dia adalah roh yang tidak biasa, jarang sekali kita menemukan sosok seperti itu. “Disana kita lihat suasananya sangat meriah, pencak silat. , Pesantren dan museum dalam satu kawasan, tentunya AMI (Asosiasi Museum Indonesia) selalu mendukung berbagai pembenahan dan penyempurnaan khususnya yang berkaitan dengan museum,” ujarnya.

Selain itu, Futo juga mendapat gelar Ki Jaga Waruka Sakabumi dari Kiai Pajer Laksana, pendiri Museum Prabo Siliwangi yang berarti tokoh atau sosok yang sangat peduli sebagai penjaga warisan bangsa dan warisan luhur bangsa. kepulauan. Tentu saja Futo merasa tersanjung dengan gelar tersebut, meski ia datang hanya untuk memenuhi undangan keynote speaker di seminar tersebut.

“Ditanyakan hal ini merupakan suatu hal yang penting, karena belum banyak masyarakat yang memahami perjuangan seni dan budaya, namun harus diketahui dan banyak pihak yang sudah memahami bahwa pelestarian dan pemuliaan warisan luhur bangsa menghadapi tantangan yang kompleks dan mendesak. Situasi “Kondisi inilah yang membuat kita berpikir untuk melindungi seni dan budaya,” kata Anggota Parlemen Bali itu.

Selain menerima gelar tersebut, Futo juga sangat haru dan mengapresiasi komitmen Kyai Pajar kepada Kasana yang mendoakannya serta turut menjaga Asosiasi Museum Indonesia (AMI) menjadi yang terdepan dalam perjuangan dan pengabdiannya. Bahkan, Putu selaku Ketua Umum AMI langsung didukung Kyai Pajar Laksana untuk memperjuangkan seluruh kearifan lokal bangsa yang mulia ini.

“Kebudayaan Nuzantara merupakan puncak kebudayaan daerah di seluruh Indonesia dan tentunya harus bergema di seluruh dunia dan patut dilestarikan di nusantara. “Ini sangat penting, emosional dan bermakna, karena penghargaan tidak datang hanya dari satu orang. lembaga negara, tapi datang atau diberikan oleh simpul atau pertemuan kebudayaan daerah,” kata anggota Komisi VI DPR itu.

Oleh karena itu, Putu mengatakan semua pihak harus berjuang bersama untuk memperjuangkan glorifikasi dan promosi museum Indonesia, seni budaya bangsa, dan warisan budaya Indonesia agar lestari dan mulia. Tentu saja dukungan Museum Prabu Siliwangi yang mewakili sejarah Sunda sangat penting.

“Kalau yang dimaksud dengan kebudayaan nasional adalah puncak-puncak kebudayaan daerah Indonesia, maka salah satunya dan yang utama adalah kebudayaan Sunda atau Jawa Barat. Diperlukan komitmen korektif dalam pengawasan pengelolaan seni dan budaya agar menjadi kekuatan magnet atau kekuatan utama dalam gagasan negara bangsa. Secara khusus, keberhasilan konsepsi pembangunan ekonomi dan pariwisata Indonesia juga bertumpu pada memajukan seni dan budaya tanah air,” pungkas Ketua DPR Airlangga itu.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours