Raih IPK 3,93 di FEB UGM, Wisudawan Terbaik Ini Hadapi Tantangan Bangun Percaya Diri

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Pada wisuda Universitas Gadjah Mada (UGM) Agustus 2024 lalu, ada kisah inspiratif dari salah satu mahasiswanya. Itulah Shalsadilla Nadya Prameswary (21), mahasiswi Program Studi Sarjana Manajemen Internasional (IUP) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UGM.

Shalsadilla Nadya Prameswary, warga asli Shalsa, lulus dengan IPK 3,93 dan dinobatkan sebagai wisudawan terbaik FEB UGM periode IV Tahun Akademik 2023/2024.

Baca juga: Kisah Dydan, Lulusan Pertama FH Unesa yang Menjadi Wisudawan Terbaik, Pemenang Beasiswa BI.

Dikutip dari website UGM, Minggu (22/9/2024), Shalsa menyelesaikan studinya selama 3 tahun 10 bulan melalui program kedua antara FEB UGM dan University of Groningen, Belanda, dengan fokus Bisnis Internasional.

“Menurut saya, yang terbaik dari belajar di luar pengalaman adalah teman, komunitas, dan internet. Saya selalu menciptakan hal-hal yang mendidik, tapi saya tidak menolak untuk mengerjakan di luar perkuliahan seperti klub, event, dan kompetisi,” katanya.

Baca juga: Kisah Wildan, Wisuda Terbaik Guru Muda Unair

Selama perkuliahan, Shalsa menghadapi tantangan dalam membangun kepercayaan dirinya untuk menyampaikan pendapat dan bertanya di kelas. Namun berkat dedikasi dan dukungan keluarga, ia mampu mengatasi hal tersebut dan mengumpulkan berbagai penghargaan internasional, antara lain Fellowship Awardee Consulting Program oleh McKinsey (2024) dan pemenang kompetisi bisnis.

Shalsa mengaku keberhasilannya tidak lepas dari nilai-nilai kebebasan akademik yang diajarkan di FEB UGM sehingga memberinya kesempatan untuk terus bereksplorasi dan mengembangkan diri.

Baca Juga: Kisah Adi, Wisudawan Terbaik Program Doktor UM IPK 4

Diantara kiprah akademisnya, ia terus mengikuti berbagai organisasi seperti Ikatan Keluarga Mahasiswa Manajemen (IKAMMA), Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) UGM, dan PPI Groningen. Shalsa juga mengisi waktunya dengan magang di Nike European Headquarters, Belanda, dan menjadi sukarelawan di 180 Degrees Consulting UGM.

Selain prestasi akademis, Shalsa mengungkapkan bahwa kunci sukses adalah kerja keras. “Tujuan utama saya mengajarkan tujuan, yaitu tentang alokasi waktu dan tenaga,” ujarnya. Shalsa juga menekankan pentingnya mengenal gaya belajar satu sama lain dan tidak ragu bertanya di kelas.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours