Ratusan anak PMI di Malaysia lanjutkan pendidikan ke Indonesia

Estimated read time 5 min read

Kuala Lumpur (ANTARA) – Sebanyak 471 siswa yang merupakan anak pekerja migran Indonesia di Malaysia kembali ke Indonesia untuk melanjutkan pendidikan dengan beasiswa Generasi Maju Cinta Tanah Air (Gema Cita) pemerintah Indonesia untuk tahun 2024.

Dari 567 pendaftar, sebanyak 471 siswa kembali ke Indonesia dan berangkat secara bertahap mulai tanggal 15 hingga 17 Juli 2024. Mereka akan melanjutkan pendidikan di sekolah mitra dan yayasan Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) di Indonesia yang tersebar di 11 provinsi, khususnya Jawa Tengah. , Jawa Barat, Jawa Timur, Yogyakarta, Banten, Lampung, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Utara.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (Atdikbud KBRI) Kuala Lumpur prof. Berbicara pada Acara Pembubaran Peserta Gema Cita 2024 yang digelar di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK), Sabah, Malaysia, Minggu malam, Muhammad Firdaus mengatakan ada satu provinsi yang belum masuk yakni Nusa Tenggara Timur (NTT), meski sebagian besar Pekerja migran Indonesia di Sabah berasal dari daerah tersebut.

Usai menggelar pertemuan dengan Pusat Pelayanan Keuangan Pendidikan (Puslapdik) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) dan pemerintah daerah, Pemprov NTT ingin menerima anak pekerja migran Indonesia di Malaysia untuk bersekolah. untuk melanjutkan di lapangan mulai tahun 2025 dan seterusnya.

Kabar gembira lainnya, beberapa sekolah yang berada di bawah naungan GBI Rock Kupang dan Gereja Bali akan menerima anak pekerja migran Indonesia di Malaysia secara gratis.

Kami berharap anak-anak penerima beasiswa yang akan segera melanjutkan studi di Indonesia dapat berbahagia. Dan dari mereka yang lulus SMA, tidak ada yang kembali ke Malaysia.

Ketua SIKK Sahyuddin mengatakan, meski merupakan anak Indonesia, umumnya mereka lahir dan besar di Sabah dan Sarawak. Oleh karena itu, ada kemungkinan terjadinya gegar budaya, terutama akibat perbedaan nilai mata uang dan perbedaan bahasa yang sedikit.

Keberhasilan pemberangkatan awal tahun 2024 ini tidak lepas dari peran Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kota Kinabalu, serta lembaga di Malaysia.

Proses beasiswa

Sementara itu, Ketua Panitia Program Gema Cita 2024 Aksar mengatakan, ada sekolah mitra yang siap menerima siswa dari Sekolah Luar Negeri Indonesia (SILN), Community Learning Center (CLC) dan Sanggar Bimbingan (SB) di Malaysia, khususnya di Sabah dan Sarawak yang merupakan anak-anak. migran dari Indonesia.

Mereka yang mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di Indonesia harus melalui proses seleksi yang memakan waktu sekitar dua bulan hingga dinyatakan lolos sebagai penerima beasiswa.

Seleksi beasiswa umumnya diawali dengan pendaftaran yang dibuka pada tanggal 24-28 April, dilanjutkan dengan proses seleksi selama empat hari di SIKK pada tanggal 1-5 Mei. Setelah pengumuman ijazah, perjanjian ditandatangani, dokumen dikumpulkan dan izin khusus dikeluarkan.

Ada pula seleksi khusus dua sekolah mitra yakni Sekolah Taruna Nusantara dan Sekolah Islam AQL.

Sebanyak sembilan anak menerima beasiswa ADEM di Bali kali ini, 62 anak menerima beasiswa ADEM di Banten, 36 anak menerima beasiswa ADEM, dan 11 anak menerima beasiswa yayasan di Yogyakarta, 46 anak menerima beasiswa program ADEM, dan 34 anak menerima beasiswa yayasan. di Jawa Tengah, 47 anak mendapat beasiswa ADEM, dan 12 anak mendapat beasiswa yayasan.

Selanjutnya, 62 anak mendapat beasiswa program ADEM, dan 23 anak mendapat beasiswa yayasan di Jawa Timur, 19 anak mendapat beasiswa program ADEM, dan satu anak mendapat beasiswa yayasan di Kalimantan Selatan. Penerima beasiswa ADEM juga sebanyak 15 orang dan dua orang anak penerima beasiswa yayasan di Kalimantan Utara.

Di Provinsi Lampung, 10 anak mendapat beasiswa ADEM, dan 50 anak mendapat beasiswa di Nusa Tenggara Barat. Yang lainnya mendapat beasiswa belajar di Sulawesi Selatan.

Dengan demikian, total 387 anak pekerja migran Indonesia asal Sabah dan Sarawak mendapat beasiswa ADEM, sedangkan 84 anak mendapat beasiswa yayasan dan kembali ke Indonesia.

Jangan kembali

Konsul Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kota Kinabalu Rafail Walangitan mengatakan, kepergian ratusan anak pekerja migran Indonesia ke Malaysia kembali ke tanah air untuk melanjutkan pendidikan tidak terlepas dari dedikasinya, kerja kerasnya. kerja dan komitmen semua pihak sehingga kegiatan Gema Cita dapat terwujud.

Oleh karena itu, mahasiswa penerima beasiswa hendaknya memanfaatkan peluang yang ditawarkan negara. Kesempatan ini tidak boleh disia-siakan untuk mewujudkan cita-cita yang telah mereka bangun sejak anak-anaknya masih duduk di bangku sekolah dasar. Dengan memanfaatkan kesempatan baik ini, mereka nantinya akan menjadi pribadi yang membanggakan bangsa dan keluarganya.

Sekalipun orang tuanya masih berada di Sabah atau Malaysia, anak-anak penerima beasiswa tidak boleh selalu berpikir ingin kembali ke Sabah bersamanya, tetapi harus lebih memikirkan untuk berkembang dan berbuat baik serta menjadi orang yang berguna di negaranya.

Mendapatkan beasiswa kali ini hanya selangkah lebih maju, 10 langkah lainnya sebenarnya bergantung pada mereka. Anak-anak hendaknya menjadikan beasiswa sebagai modal dasar untuk maju.

“Terakhir, saya ingin mendoakan yang terbaik untuk perjalanan dan petualangan Anda… jadi kembalilah berpetualang, karena akan banyak hal baru yang bisa ditemukan anak-anak, hal-hal yang akan menginspirasi anak-anak saya untuk tumbuh dewasa. , anak “anak yang menonjol bagi bangsa dan negara. Insya Allah semua akan mendapat kesuksesan dan keberkahan Allah, semoga Tuhan memberkati dan memberinya kedamaian,” ujarnya.

Mereka hendaknya memanfaatkan waktunya sebaik-baiknya untuk selalu belajar meraih masa depan yang lebih baik dari saat ini. Negara memberikan dana untuk pendidikan, dengan harapan agar mereka menjadi manusia yang selalu haus akan ilmu pengetahuan dan selalu bersemangat memberikan kontribusi bagi pembangunan negara dan bangsa Indonesia. Dari 3.477 siswa CLC eks SMA SIKK-CLC, sebanyak 2.207 siswa berhasil mendapatkan layanan pendidikan berkelanjutan melalui program Gema Cita baik jalur ADEM, dan 1.270 siswa melalui jalur yayasan. Bahkan ada di antara mereka yang pernah belajar dan lulus dari berbagai universitas di Indonesia atau di luar negeri, atau bekerja di tempat berbeda.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours