Rekor Baru, 22 Juli 2024 Hari Terpanas Sepanjang Sejarah 

Estimated read time 4 min read

JAKARTA – Planet Bumi baru saja mencetak rekor baru. Hari terpanas di planet Bumi telah tercatat dalam sejarah. Pada 22 Juli 2024, para ilmuwan iklim menemukan suhu tertinggi.

Menurut data iklim terkini, bumi baru saja mengalami hari terpanas. Fitur studi melaporkan, pada Jumat (27/7/2024) tanggal 22 Juli 2024, rata-rata suhu global harian bumi naik menjadi 17,16°C. Data dari Copernicus Climate Change Service (C3S) mencetak rekor baru karena melampaui suhu rata-rata harian bumi. rekor suhu planet sebelumnya sebesar 17,09°C.

Rekor sebelumnya terjadi sehari sebelumnya, yakni pada 21 Juli 2024. Artinya, Bumi baru saja mengalami dua hari terpanas sepanjang sejarah.

Penting untuk memahami suhu rata-rata global. Bayangkan mengukur suhu di setiap titik di permukaan bumi—mulai dari Sahara yang terik hingga Antartika yang membeku—lalu rata-ratakan semua suhu tersebut. Pada dasarnya inilah yang dilakukan para ilmuwan untuk menghitung angka ini.

Rekor baru ini adalah bagian dari tren yang mengkhawatirkan. Sebelum Juli 2023, suhu rata-rata global harian tertinggi adalah 16,8°C, tercatat pada 13 Agustus 2016. Sejak itu, rekor ini telah dipecahkan sebanyak 59 kali hanya dalam waktu setahun.

“Yang mengejutkan adalah seberapa besar perbedaan suhu antara 13 bulan terakhir dan catatan suhu sebelumnya. Kita sekarang berada di wilayah yang benar-benar belum dipetakan, dan seiring dengan pemanasan iklim yang terus berlanjut, kita pasti akan melihat rekor-rekor baru dipecahkan dalam beberapa bulan dan tahun mendatang,” kata Carlo Buontempo, direktur C3S, dalam siaran persnya.

Para peneliti telah menemukan bahwa beberapa faktor berperan dalam kenaikan suhu. Suhu global biasanya mencapai puncaknya antara akhir Juni dan awal Agustus, atau bertepatan dengan musim panas di Belahan Bumi Utara, saat sebagian besar bumi kering. Daratan memanas lebih cepat daripada air, sehingga benua-benua besar di utara berada di atas rata-rata global selama periode ini.

Namun, tahun ini ada lebih banyak cerita. Para ilmuwan telah mengamati suhu yang sangat tinggi di sebagian besar Antartika. Meskipun hal ini mungkin tampak berlawanan dengan intuisi, karena Antartika seharusnya dingin. Peningkatan suhu seperti ini biasa terjadi di musim dingin Antartika. Anomali hangat ini telah memberikan kontribusi signifikan terhadap rekor suhu global yang memecahkan rekor.

Menambah bahan bakar bagi kebakaran global ini, es laut Antartika hampir sama rendahnya dengan tahun lalu. Ketika lebih sedikit es yang memantulkan sinar matahari kembali ke luar angkasa, lebih banyak panas yang diserap oleh Samudra Selatan, sehingga mendorong suhu menjadi lebih tinggi.

Gambaran yang lebih besar menjadi jelas ketika umat manusia menyaksikan secara langsung dampak pemanasan global. Bukan suatu kebetulan bahwa 10 tahun dengan suhu harian maksimum tahunan tertinggi terjadi hanya dalam 10 tahun terakhir sejarah manusia – dari tahun 2015 hingga 2024. Sederhananya, ini bukan lagi suatu kebetulan – ini adalah sebuah tren.

Apa artinya ini bagi masa depan?

Meski para peneliti menilai tahun 2024 masih terlalu dini, namun ada kemungkinan suhu akan lebih tinggi dibandingkan tahun 2023. Namun, hasil akhirnya bergantung pada beberapa faktor, termasuk perkembangan cuaca El Niño dan La Niña.

Buontempo memperingatkan bahwa meskipun suhu sedikit lebih dingin dalam beberapa hari ke depan, tren pemanasan secara umum terlihat jelas. “Peristiwa ini masih berlangsung dan mungkin puncaknya masih bisa berubah, namun data kami menunjukkan bahwa kita akan melihat suhu yang sedikit lebih dingin dalam beberapa hari mendatang,” kata Buontempo.

Rekor suhu ini bukan sekadar angka pada grafik, namun mempunyai implikasi pada dunia nyata. Suhu global yang lebih tinggi dapat menyebabkan gelombang panas yang lebih sering dan intens, kekeringan, dan kejadian cuaca ekstrem.

Kondisi ini dapat mempengaruhi pertanian, satwa liar dan kesehatan manusia. Meningkatnya suhu juga berkontribusi terhadap naiknya permukaan air laut karena mencairnya lapisan es di kutub, sehingga mengancam masyarakat pesisir di seluruh dunia.

Menavigasi wilayah yang belum dipetakan ini, kata Buontempo, jelas bahwa perubahan iklim menjadi lebih mendesak dari sebelumnya. Meskipun angka-angka tersebut tampak abstrak, namun dampaknya tidak berarti apa-apa. Para ilmuwan iklim memperingatkan bahwa Bumi mengirimkan pesan yang jelas kepada kita dengan rekor suhu ini.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours