Rekor dan Kemewahan Peselancar di Olimpiade Paris 2024

Estimated read time 2 min read

Sebagian besar atlet dari seluruh dunia yang berlaga di Olimpiade 2024 akan tinggal di Paris. Namun beberapa atlet terpilih ditempatkan di kapal pesiar mewah.

Beberapa atlet Olimpiade terpilih akan menghabiskan pengalaman Paris 2024 mereka di desa ‘terapung’ pertama saat Olimpiade Musim Panas dimulai akhir pekan ini. Di Prancis, sejumlah besar peserta harus berhadapan dengan tempat tidur karton yang “anti-seksual” dan hiruk pikuk ibu kota.

Namun bagi peselancar yang berlaga di Olimpiade 2024 akan ditempatkan di kapal pesiar. Mereka akan dibawa ke Tahiti di Polinesia Prancis di Oseania dengan kapal mewah Aranui 5, sekitar 10.000 mil dari Paris, yang akan menjadi desa Olimpiade terapung pertama.

Setidaknya, penempatan para peselancar mencetak rekor baru di ajang olahraga empat tahunan ini. Ini mengacu pada jarak terjauh antara tempat Olimpiade dan kota tuan rumah.

Berdasarkan laporan Mirror, Kamis (25/7/2024), jika peselancar ingin menuju ibu kota Prancis, Paris, harus menempuh perjalanan minimal 21 jam untuk terbang dari Paris menuju desa Teahupo’o, tempat Aranui 5 terletak dan para atlet didasarkan. Kapal pesiar mewah ini memiliki perpustakaan, gym, spa, sky bar, dan bahkan ballroom.

Alasan peselancar pergi ke Tahiti adalah karena Teahupo’o memenangkan hak menjadi tuan rumah selancar Olimpiade sebelum pandemi COVID-19. Desa ini merupakan perhentian di sirkuit Liga Selancar Dunia dan merupakan salah satu dari lima kota di bawah yurisdiksi Prancis yang mengajukan tawaran untuk menjadi tuan rumah selancar, dengan Biarritz, Lancanau, Les Landes dan La Torche mengajukan penawaran bersama dengan Teahupo’o.

Akan ada 48 peselancar di atas kapal berawak tersebut. Jumlah 48 orang tersebut juga jauh lebih sedikit dibandingkan jumlah orang yang akan berdesakan di Perkampungan Olimpiade Paris, yang meliputi tiga bagian ibu kota Prancis: Saint-Denis, Saint Ouen, dan L’Ile-Saint-Denis.

Ke-48 peselancar ini nantinya akan menempati tempat tidur reguler dan berbeda dengan para atlet yang tinggal di Paris. Sebab, mereka ingin menggunakan kamar kos yang tempat tidurnya terbuat dari karton daur ulang. Paris Village dapat menampung 15.000 orang. Dengan 10.500 dari 15.000 orang tersebut adalah atlet dari seluruh dunia. Biayanya sekitar 1,7 miliar euro.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours