Remaja tidak dianjurkan menikah dini perlu kenali 5 konsep diri

Estimated read time 3 min read

JAKARTA (Antara)—Psikiater Anak dan Remaja Riti Oktania MPSI. Dikatakannya, generasi muda tidak dianjurkan untuk menikah di usia dini karena harus menjaga panca inderanya mulai dari pengetahuan sekolah hingga perilaku untuk mempersiapkan mereka menjadi dewasa di masa depan.

Mengapa generasi muda tidak dianjurkan untuk menikah? Karena di usia tersebut tugasnya adalah mengembangkan rasa diri yang baik, kata Riti saat diwawancarai Anta Jakarta, Selasa malam.

Psikolog lulusan salah satu universitas di Indonesia ini menambahkan, generasi muda harus mengetahui kemampuan apa saja yang dimilikinya sehingga ada lima konsep diri (yang harus diketahui dan dikembangkan).

Ada lima konsep yang harus diketahui dan dikembangkan oleh anak dan remaja untuk membantunya menjadi dewasa, yaitu kemampuan akademik, penerimaan sosial, kemampuan atletik, penampilan pribadi, dan perilaku.

“Ketika generasi muda menginjak usia dewasa, mereka siap mempertanggungjawabkan pilihannya, termasuk dalam pernikahan, karena mereka memiliki lima jalan kebebasan yang telah diambil sebelumnya,” ujarnya.

Sebaliknya, remaja yang menikah muda biasanya belum memahami perasaannya dengan baik sehingga hal ini berdampak pada dirinya ketika menjadi orang tua.

“Otak pertama seseorang baru berkembang ketika berumur 24 atau 25 tahun, otak pertama berperan sebagai hakim untuk mengambil keputusan yang bertanggung jawab, itulah sebabnya banyak orang tua yang belum siap, padahal sudah mempunyai anak. pernikahan),” ujar psikolog yang menghubungi Ikatan Konsultan Menyusui Indonesia.

“Jika dia menikah (di usia muda), dia tidak lagi mendapat kesempatan untuk berolahraga atau bermain bersama teman-temannya karena dia langsung ditugasi untuk menikah,” imbuhnya.

Ada dua faktor utama yang terlihat pada pernikahan dini dan pernikahan anak, yaitu permasalahan ekonomi dan rendahnya pendidikan. Di Indonesia, masih banyak terjadi kasus pernikahan dini, terutama di daerah terpencil akibat kedua permasalahan di atas.

Oleh karena itu, Riti menilai memutus siklus pernikahan dini di Indonesia memerlukan kontribusi dari berbagai kalangan. Menginisiasi pemerintah, masyarakat, orang tua untuk memberikan anak-anak dan remaja akses terhadap pendidikan dan informasi yang dibutuhkan untuk masa depan yang lebih baik.

“Pendidikan seks dan bagaimana mereka siap menikah, pemerintah juga harus fokus pada kesejahteraan ekonomi, pemerataan pendidikan dan akses informasi bagi masyarakat sehingga mampu memutus siklus ini. “Pernikahan dini,” kata salah satu pendiri The Little Wisdom;

Riti juga berpesan agar generasi muda dan anak-anak Indonesia dapat memaksimalkan keterampilannya, tanpa perlu melakukan pernikahan pertama. Dengan cara ini, mereka dapat menemukan masa depan yang lebih baik dan lebih mencintai diri mereka sendiri.

“Anak muda yang sangat aku sayangi, ketika kamu lahir ke dunia memang ada maknanya, sebelum kamu dewasa mari kita temukan jati diri kita bersama, ‘Apa maksudku?,’ Jaga dirimu melalui pendidikan, persahabatan , dan menjaga diri agar “lebih mencintai diri sendiri dan tetap berbuat baik untuk orang lain,” tutup Riti perbincangan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours