Rentan Alami Kekerasan, Anak-Anak dan Remaja Diserukan Jangan Pacaran

Estimated read time 2 min read

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pertemanan masa kecil sebaiknya dihindari demi menjaga kesehatan mental. Selain itu, kasus kekerasan dalam hubungan juga sering terjadi.

Nahar, Perwakilan Bidang Perlindungan Anak Khusus Kementerian Perlindungan Hak Ibu dan Anak, mengatakan pertemuan merupakan salah satu bentuk hubungan personal yang memungkinkan satu sama lain untuk belajar berkomunikasi satu sama lain, memahami perasaan, berkomitmen menyelesaikan masalah. Saling mendukung untuk kebaikan, sambil saling memahami. Hanya saja, banyak kasus kekerasan dalam pacaran.

Nahar menjelaskan, sangat disayangkan adanya hubungan yang kuat dalam kasus kekerasan sehingga membuat korban, khususnya perempuan, sulit untuk membicarakan permasalahannya. Mereka melakukan ini karena berbagai ketakutan, seperti ditinggalkan, diancam, atau dihina.

Terkait dengan anak-anak, Nahar yakin mereka membutuhkan bantuan. Sebab tidak semua anak memahami batasan dan implikasi pacaran, terutama pada masa remaja, saat ia sedang berkembang secara biologis, psikologis, sosial, dan emosional.

Nahar menjelaskan, selain dampak psikologis, kekerasan juga termasuk dalam kategori tindak pidana sehingga kita harus waspada untuk dapat mengidentifikasi dan mengobatinya secara tuntas. Ia juga menghimbau untuk menghindari liburan pada masa kanak-kanak agar kondisi mental anak tidak rusak akibat hubungan yang tidak setara.

Biasanya anak perempuan masih berada dalam status rendah dan mudah dipengaruhi dan dimanipulasi, sehingga berujung pada kekerasan dalam pacaran, termasuk risiko dalam hubungan seks, kata Nahar dalam acara Bedah Buku: Merdeka dari Hukuman. webinar yang diadakan di Jakarta, pada Sabtu (4/5/2024).

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours