Residu jadi tantangan “drop box” bagi pemangku ekonomi berkelanjutan

Estimated read time 2 min read

Jakarta (Antara) – General Manager Perusahaan Daur Ulang Sampah Tekstil Palat Indonesia, Ari Indonesia, Melaporkan produk tekstil yang menghasilkan limbah pada saat pembuangannya merupakan penyakit program kotak pakaian bekas bagi mereka yang tertarik pada ekonomi berkelanjutan.

Dalam Forum Diskusi Atma Denpasar 12, Rabu, isu tersebut berdasarkan pengalamannya di “drop box dan di Malang hingga April 2022.

“Memang benar masyarakat kita tidak pernah membaca, meskipun kita memperlihatkan jenis pakaian yang diperbolehkan dan ilegal, sampah bisa berupa tempat pensil, tas sekolah, blanko, kalung, bahkan tulisan dengan aksesoris logam, pakaian dengan aksesoris logam, pakaian pakaian yang berbeda seperti pakaian, kata Atma.

Menurut Atma, jumlah sampahnya bahkan mencapai 7 persen dari pakaian bekas yang dikumpulkan. Jika parameter tersebut memproses sekitar 10 ton pakaian bekas dalam dua tahun, maka ini berarti 700 kilogram sampah yang tidak dikelola.

Ia menyimpulkan bahwa perlunya memperjuangkan “Pekerjaan Ramah Lingkungan” dalam forum diskusi.

Moderator Forum Diskusi Denpasar edisi ke-196, Hero Arimbi mengatakan, perlu ditunjukkan potensi Idror dalam menghasilkan dampak ekonomi, termasuk prinsip kerja 9R, “Green Work”. Peta Jalan Perekonomian Nasional Indonesia 2025-2045 menjadi 19,3 triliun atau 5,5 persen PDB industri pada tahun 2030.

Menurut forum ini, industri fashion mempunyai dampak yang signifikan terhadap lingkungan, masyarakat dan perekonomian.

Dari sudut pandang lingkungan, industri fashion membutuhkan biaya yang sangat mahal dalam proses pembuatan dan pemasaran produknya, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap polusi dan mengeluarkan gas rumah kaca.

Di Indonesia, pencemaran lingkungan dan pencemaran sungai akibat industri tekstil, seperti penggundulan hutan, dan pencemaran sungai masih berlangsung. Konsumsi air bersih untuk industri fashion sekitar 93 juta meter kubik per tahun.

Proses produksi garmen tidak lepas dari permasalahan sosial ekonomi yang menyebabkan banyak buruh murah, termasuk pekerja anak, bekerja di industri ini.

Tema Forum Diskusi (FDD) Denpasar edisi ke-196 ini adalah “Depresi Cepat dan Dampaknya Terhadap Lingkungan”, Pembangunan Masyarakat dan Upaya Daerah, Lestari menjadi koordinator Moidijat. , serta pemerintah dan akademisi, baik akademisi, melibatkan pemangku kepentingan dari berbagai elemen individu dan masyarakat.

Asri Khadyci Gazuti, Direktur Lingkungan Hidup, Direktur Pembangunan Nasional/Kementerian Pembangunan Nasional/Kementerian Pembangunan Nasional (Bappena), Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian, Narasumber. , Balai Taman Pertanian Prof. Dr. Dr. Watan Sugiik S.S.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours