Revolusi Industri 4.0: Ericsson Tantang Inovator Bersaing di Hackathon Smart Manufacturing

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Ericsson Hackathon 2024 bertujuan untuk memanfaatkan kreativitas dan inovasi mahasiswa dan profesional untuk mengatasi tantangan global di industri manufaktur dan mempromosikan smart manufacturing di Indonesia.

Utamanya melalui Kecerdasan Buatan Generatif (Gen AI) dan teknologi 5G. Proyek ini merupakan hasil kolaborasi Kementerian Perindustrian, PIDI 4.0, Kementerian Komunikasi dan Digital, Pusat Inovasi dan Pembelajaran, Swiss German University dan KORIKA.

Manufaktur yang cerdas

Tujuan dari proyek Hackathon adalah Smart Manufacturing. Idealnya, pendekatan ini menggabungkan teknologi canggih seperti IoT, analisis big data, robotika, dan kecerdasan buatan untuk mengoptimalkan proses manufaktur dan memungkinkan pengambilan keputusan berdasarkan data.

Dengan memanfaatkan kekuatan AI dan 5G, para peserta diharapkan dapat menghasilkan ide-ide baru untuk meningkatkan otomatisasi, perkiraan keselamatan, kontrol kualitas, dan manajemen penjualan di bidang manufaktur.

Selama kompetisi, peserta tidak hanya mendapatkan pengalaman langsung bekerja dengan teknologi canggih, namun juga mendapat bimbingan dari pakar industri.

Pendaftaran hackathon berakhir pada tanggal 31 Oktober 2024 dan pemenang akan diumumkan pada tanggal 28 November 2024. Hadiah senilai Rp 50 juta akan diberikan kepada pemenang Hackathon.

Kriteria Pemenang Pemenang hackathon akan dinilai oleh juri berdasarkan kriteria teknis, komersial dan desain. Proses bisnis mencakup aspek-aspek seperti identifikasi masalah, solusi terencana, dan kesesuaian pasar.

Bahkan rencana pelaksanaannya memuat rencana rinci potensi pasar, kapasitas keuangan, dan strategi pelaksanaan.

Kriteria teknis mencakup faktor-faktor seperti kebersihan dan kompleksitas kode, pemahaman dan penggunaan teknologi; kinerja, daya tahan dan produk akhir.

Konsep desain mencakup hal-hal seperti tata letak, estetika dan UX, serta optimalisasi desain.

“Hackathon ini merupakan cerminan nyata dari komitmen kami terhadap inovasi di Indonesia dan membentuk masa depan industri, khususnya di sektor manufaktur, dengan memanfaatkan kekuatan Gen AI dan teknologi 5G yang canggih,” kata Krishna Patil, Presiden Ericsson Indonesia.

Direktur PIDI 4.0 Saiful Bahri mengatakan kehadiran Gen AI dan 5G menawarkan banyak peluang. Namun hal ini juga menimbulkan masalah besar. “Yang diperlukan hanyalah mengintegrasikan teknologi baru seperti AI dan konektivitas 5G, yang memerlukan investasi besar, perubahan budaya, serta keterampilan dan kemampuan yang lebih besar,” jelasnya.

Mengapa sektor manufaktur? Namun transisi menuju Industri 4.0 akan bergantung pada keberhasilan penerapan teknologi baru.

5G menyediakan konektivitas yang andal tanpa kokpit yang rumit dan mahal, memungkinkan pengaturan pabrik dengan komunikasi dua arah antara mesin dan pekerja dalam konfigurasi modular dan fleksibel.

Implementasi penuh 5G di Indonesia akan memfasilitasi revolusi digital dan Industri 4.0, sehingga menciptakan nilai ekonomi yang signifikan bagi negara.

Baca juga: Dorong Inovasi Smart Manufacturing di Indonesia, Ericsson Luncurkan Hackathon

Menurut studi Ericsson 5G Business, digitalisasi dengan teknologi 5G akan memberikan potensi pendapatan sebesar $8,49 miliar kepada operator di Indonesia.

Peserta Ericsson Hackathon 2024 sendiri akan mendapatkan akses terhadap saran dari pakar industri, serta pelatihan yang berfokus pada pengembangan teknologi, desain, dan keterampilan bisnis.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours