RI serukan kolaborasi dengan nonpemerintah penting dalam bangun negara

Estimated read time 2 min read

PADDONG (ANTARA) – Indonesia menyerukan pentingnya pelibatan semua pihak, termasuk lembaga swadaya masyarakat, dalam pembangunan negara.

Hal itu disampaikan Wakil Menteri Perekonomian Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Vidyasanti pada konferensi pers Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 dan High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnership (HLF MSP) 2024. . , Senin, Padang, Bali.

“Indonesia akan terus mengedepankan bagaimana membangun negara yang tidak hanya membutuhkan masukan dari pemerintah, tetapi juga partisipasi berbagai pemangku kepentingan non-negara, termasuk BUMN, swasta, akademisi, dan media,” kata Amalia.

Kolaborasi menjadi salah satu topik utama yang dibahas pada HLF MSP 2024.

Secara keseluruhan, MSP HLF membahas tiga sub-tema utama, termasuk memperkuat kolaborasi multi-pemangku kepentingan, meningkatkan kesejahteraan dan keberlanjutan melalui ekonomi berkelanjutan, dan mendorong pembangunan melalui pembiayaan inovatif.

Acara tersebut diikuti 1.275 peserta dari 26 negara. Jumlah tersebut meliputi 786 perwakilan pemerintah, 102 perwakilan organisasi internasional, 107 perwakilan LSM, 128 perwakilan swasta, 8 filantropis, 9 think tank, 56 akademisi, 9 bank internasional, dan 70 personel keamanan.

Keterlibatan pemerintah, sektor swasta, akademisi, organisasi internasional, organisasi non-pemerintah, bank pembangunan multilateral dan filantropis diharapkan dapat berkontribusi terhadap perubahan transformasional yang lebih inklusif dan berkelanjutan di tingkat global.

Menurut Amalia, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Suharso Monoarfa juga mengajak berbagai pemangku kepentingan untuk mengambil tindakan bersama untuk bersama-sama mengatasi tantangan global yang mendesak.

Ia mengatakan paradigma global memerlukan pengembangan kemitraan multi-pemangku kepentingan yang akan memperkuat tindakan kolektif melalui mobilisasi sumber daya, tanggung jawab bersama, dan peningkatan dampak.

Sinergi ini dapat dicapai melalui kemitraan multipihak yang transformatif. Pendekatan ini diharapkan dapat mengurangi kesenjangan antar negara berkembang.

“Indonesia telah menyoroti pentingnya perubahan melalui MSP HLF 2024,” kata Suharso.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours