Ribuan warga Gaza gagal berhaji tahun 2024 akibat agresi Israel

Estimated read time 2 min read

Kota Gaza, Palestina (ANTARA) – Agresi Israel terhadap Jalur Gaza dan pendudukan Israel di perbatasan Rafah yang menghubungkan Gaza dengan Mesir menyebabkan ribuan warga Palestina tidak bisa menunaikan ibadah haji tahun ini.

“Penutupan perbatasan Rafah dan konflik yang sedang berlangsung berarti 2.500 jamaah di Gaza, termasuk misi pendampingnya, tidak akan dapat menunaikan ibadah haji,” menurut juru bicara Kementerian Wakaf Gaza, Ikrami Al-Mudallal.

Dia mengatakan 2.500 jamaah mewakili 38 persen dari 6.600 jamaah Palestina tahun ini.

Agresi Israel yang sedang berlangsung juga menghambat upaya kementerian untuk mempersiapkan jemaah haji tahun ini di Gaza, termasuk menandatangani kontrak transportasi dengan Mesir dan Arab Saudi serta mengatur akomodasi di Mekah dan Madinah, jelasnya.

Al-Mudallal mengatakan, pihaknya terus melakukan pembicaraan dengan pihak berwenang di Arab Saudi dan Mesir untuk mengatasi “pelanggaran mencolok” terhadap hak warga Palestina untuk menunaikan ibadah haji, serta mencari cara agar jamaah haji tetap bisa berangkat.

Ia juga meyakinkan bahwa jamaah haji di Gaza yang tidak bisa berangkat tahun ini akan diberikan prioritas untuk berangkat tahun depan.

Apalagi, kata dia, banyak dari mereka yang sudah menunggu bertahun-tahun dan 70 persennya sudah tua atau sakit.

Di sisi lain, ia mengatakan terdapat kuota 500 undangan khusus ke Arab Saudi pada ibadah haji Raja Salman tahun ini untuk keluarga korban tewas dan luka agresi Israel di Jalur Gaza, diberikan kepada keluarga di luar Gaza.

Kerajaan Arab Saudi secara khusus mengundang 1.000 jamaah haji tambahan dari Gaza pada 6 Juni. Jamaah yang dipilih adalah mereka yang berada di luar Gaza karena melarikan diri dari perang atau menerima perawatan medis, kata Al – Mudallal.

Kementerian Wakaf Gaza harus mengadakan undian pada Maret 2023 untuk memilih jamaah haji yang akan berangkat pada tahun 2023 dan 2024 karena terbatasnya kuota haji dan blokade Israel.

Dalam undian, prioritas diberikan kepada orang tua dan orang sakit.

Al-Mudallal mengatakan, pihaknya mengecam penutupan perbatasan Rafah sejak 7 Mei yang mengakibatkan jemaah haji dari Gaza tidak bisa berangkat.

Ini jelas merupakan pelanggaran terhadap kebebasan beragama dan hukum kemanusiaan internasional, katanya.

Ia juga mendesak Mesir dan Arab Saudi untuk menekan pihak terkait, terutama Israel, agar mengizinkan warga Palestina di Gaza untuk menunaikan ibadah haji tahun ini.

Agresi Israel terhadap Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 37.200 warga sipil, sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta melukai lebih dari 84.900 orang.

Menurut PBB, agresi Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza kehilangan rumah, 60 persen infrastruktur Gaza rusak dan hancur, serta menyebabkan kekurangan makanan, air minum, dan obat-obatan.

Sumber: Anatolia

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours