Round-up – PON 2024 ruang refleksi menuju PON 2028 Nusa Tenggara

Estimated read time 4 min read

Medan dlbrw.com – Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh-Sumut resmi berakhir di Stadion Utama Sumut, dengan upacara penutupan digelar pada Jumat malam.

Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendi mewakili Presiden Joko Widodo membuka resmi pesta olahraga terbesar Tanah Air edisi ke-21 tersebut.

Keputusan Presiden untuk tidak menghadiri langsung upacara penutupan PON melanggar tradisi sebelumnya yang biasanya ajang bergengsi itu diakhiri oleh Kepala Negara atau Wakil Presiden.

Misalnya saja PON XVII Kalimantan Timur yang ditutup pada 2008 oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Kemudian pada PON XVIII Riau 2012 adalah Wakil Presiden Boediono.

Empat tahun kemudian, Jusuf Kalla yang saat itu kembali menjabat wakil presiden menutup PON

Meski waktu pelaksanaan bandh PON 2024 berbeda, namun semangat dan kemeriahan bandh belum surut. Muhadjir Effendi selaku wakil negara pun menyampaikan ketertarikannya dan mengucapkan selamat kepada seluruh kontestan khususnya yang berhasil meraih medali.

“Khusus kepada seluruh masyarakat, saya ingin mengucapkan terima kasih dan simpati, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh bapak ibu sekalian yang telah berkontribusi sehingga semua karya ini menjadi lebih baik lagi,” kata Muhadjir.

Hattrick yang luar biasa

Pada PON 2024, tim Jabar kembali menjadi juara umum. Dengan meraih 195 medali emas, 163 perak, dan 182 perunggu, Bumi Pasundan mengukuhkan dirinya sebagai kaisar olahraga tanah air untuk ketiga kalinya berturut-turut, yang kemudian disebutnya sebagai “hat-trick jabar”.

Jabar sebelumnya menjadi juara umum pada PON XIX di Jawa Barat tahun 2016 dan PON XX di Papua pada tahun 2021.

Keberhasilan tersebut, kata Ketua Umum Koni Provinsi Jawa Barat, Muhammad Budiana, tidak lepas dari berbagai faktor seperti pembangunan yang terus dilakukan, kerja sama yang harmonis antara cabor dan Koni Jabar, serta dukungan penuh dari pemerintah daerah.

“Kami ingin mempertahankan target Jabar (di PON 2028). Kami tidak hanya mempertahankan gelar juara, tapi yang terpenting adalah kehadiran pelatih,” kata Budiana.

Sedangkan peringkat kedua DKI Jakarta mengantongi 184 emas, 150 perak, dan 145 perunggu. Kemudian, Jawa Timur menempati posisi tiga besar dengan perolehan medali 146 emas, 136 perak, dan 143 perunggu.

Secara angkatan darat, Sumut menduduki peringkat keempat dengan perolehan medali 79 emas, 59 perak, dan 116 perunggu. Aceh berpasangan dengan Sumut menempati posisi keenam PON dengan perolehan 65 emas, 48 ​​perak, dan 79 perunggu.

Daftar ini telah berkembang secara signifikan dari versi sebelumnya dan umum bagi host.

Posisi Aceh naik dari PON 2021 Papua yang menduduki peringkat ke-12 dengan 11 emas, 7 perak, dan 11 perunggu, sedangkan Sumut turun dengan 10 emas, 22 perak, dan 23 perunggu.

Meditasi

Meski PON 2024 baru saja usai, namun kini fokus tertuju pada PON berikutnya, yakni PON XXII yang kembali digelar pada 2028 di dua provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kedua provinsi sepakat menamakan acara tersebut “PON Nusa Tenggara” sebagai simbol persatuan dan solidaritas kedua provinsi.

Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (Koni) Provinsi NTB Mori Hanafi sebelumnya mengatakan Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur siap menjadi tuan rumah Pesta Olahraga Terbaik ke-22, belajar dari berbagai pengalaman dan tantangan Aceh dan Utara. . Sumatera di PON 2024.

Mori berharap persiapan lapangan dan pertandingan dalam “PON Nusa Tenggara” dilakukan secara matang dan bersih.

Menurutnya, salah satu pembelajaran dari PON 2024 adalah pentingnya mempersiapkan lahan pertandingan.

Hal serupa juga disampaikan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Erio Bimo Nandito Eriotejo, yang mengatakan PON 2028 akan fokus pada keberlanjutan.

Keberlanjutan, kata Ditto, mencakup pengembangan kapasitas lokal dan pendayagunaan sarana dan prasarana yang dibangun PON agar tetap berguna setelah program berakhir.

Dalam rapat penilaian yang digelar jelang penutupan PON 2024, KONI NTB dan NTT serta Kemenpora juga membahas kemungkinan format baru penyelenggaraan PON 2028.

Meski tidak merinci format baru tersebut, Ditto menegaskan perubahan tersebut bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan memastikan persiapan yang lebih baik dibandingkan versi sebelumnya.

“Jangan sampai PON meninggalkan sesuatu yang tidak bisa dimanfaatkan, yang terpenting adalah stabilitas,” kata menteri berusia 33 tahun itu.

Dengan berakhirnya PON XXI/2024 di Aceh-Sumut, tercatat babak baru dalam sejarah olahraga Indonesia.

Semua mata kini tertuju pada PON Nusa Tenggara 2028 yang menjanjikan penyelenggaraan lebih baik dengan fokus pada keberlanjutan dan pengembangan kapasitas daerah. NTB dan NTT harus benar-benar menjadikan PON 2024 sebagai kajian penting agar penyelenggaraan PON bisa sukses di berbagai aspek.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours