RS di Gaza akan tutup dalam 24 jam karena kekurangan bahan bakar

Estimated read time 2 min read

Gaza (Antra) – Rumah Sakit Al-Awda di Jalur Gaza utara mengeluarkan peringatan mengerikan bahwa rumah sakit tersebut mungkin berhenti beroperasi dalam 24 jam ke depan karena kekurangan bahan bakar.

Penjabat direktur rumah sakit, Muhammad Salha, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu bahwa sektor kesehatan di Jalur Gaza utara kehabisan peralatan medis dan kehabisan bahan bakar.

“Rumah sakit akan terpaksa tutup dalam waktu 24 jam jika Organisasi Kesehatan Dunia tidak menyediakan bahan bakar,” katanya.

Rumah Sakit Al-Wada saat ini mengandalkan generator kecil untuk memberikan layanan kesehatan penting kepada pasien.

Menurut laporan Palestina dan PBB, tentara Israel telah menyerang rumah sakit dan infrastruktur kesehatan di Gaza sejak awal perang, menyebabkan banyak rumah sakit tidak dapat beroperasi dan membahayakan nyawa orang yang sakit dan terluka.

Israel juga membatasi aliran bantuan kemanusiaan, peralatan medis, dan bahan bakar ke Jalur Gaza dan hanya mengizinkan sedikit bantuan kepada organisasi internasional.

Sementara itu, pemerintah Gaza dan Badan Pengungsi Palestina Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNRWA) menegaskan bahwa terbatasnya bantuan yang mengalir ke Jalur Gaza tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang sangat besar.

Meskipun resolusi Dewan Keamanan PBB menyerukan gencatan senjata segera, Israel telah menuai kecaman internasional atas berlanjutnya serangan brutal di Gaza sejak serangan yang dilakukan oleh organisasi perlawanan Palestina Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.

Menurut otoritas kesehatan setempat, lebih dari 40.000 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas dan lebih dari 92.400 orang terluka dalam serangan Israel.

Lebih dari sepuluh bulan setelah serangan Israel, sebagian besar Jalur Gaza telah hancur akibat blokade ketat terhadap makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel telah dituduh melakukan genosida oleh Mahkamah Internasional, yang memerintahkan penghentian segera operasi militernya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserang pada tanggal 6 Mei.

Sumber: Anadolu

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours