Rumah warga yang memilah sampah di Senen meningkat 62 persen

Estimated read time 3 min read

JAKARTA (Antara). Pemerintah Kota Pusat (Pemkot Jakpus) menyebutkan jumlah rumah tangga yang aktif memilah sampah di kawasan Senen meningkat 62 persen dari sebelumnya 168 rumah tangga menjadi 272 rumah tangga pada Juli 2024. “Kami akan terus mendesak peningkatannya. Hal ini dilakukan melalui sosialisasi dan kampanye,” kata Salemet Fikli, Kepala Perlindungan Lingkungan Hidup (LH) (Castpel) Kecamatan Senen, di Jakarta, Jumat.

Menurut Salemet, sebanyak 272 rumah warga yang berada di 19 kawasan pemukiman di enam kecamatan terlibat dalam pemilahan sampah. Slamet pun optimistis jumlah warga yang memilah sampah di rumahnya akan semakin meningkat di masa depan. Salemet mencontohkan, pada Rabu (07/09) pihaknya melakukan komunikasi terkait Peraturan Gubernur (Pargab) Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah di Wilayah RW. Acara tersebut diadakan di aula multifungsi kantor bupati Samaj Sevain.

Kepala Dinas Perekonomian dan Pembangunan enam kecamatan di Kabupaten Senensky serta para pembantu Badan Pengelolaan Sampah (BPS) dari 48 RU Kabupaten Senensky turut terlibat dalam kegiatan tersebut.

Selanjutnya, lima petugas Dinas Prasarana dan Pekerjaan Umum dari enam kecamatan di Kabupaten Senen turut ambil bagian dalam acara tersebut.

Slamet menjelaskan, tujuan sosialisasi tersebut adalah untuk memastikan para pendamping dari Unit LH Kecamatan Sinan hingga Badan Persatuan Masyarakat (BPS RW) memahami tanggung jawabnya di bidang pengelolaan sampah.

Kemudian memberikan wawasan tentang kerja Dinas Perekonomian dan Pembangunan Kecamatan (Ekbang) serta Unit Prasarana dan Pelayanan Umum (PPSU) dalam membantu Pendamping RW untuk meningkatkan jumlah rumah tangga pemilah sampah di Kecamatan Senen.

“Kami berharap kedepannya mereka benar-benar bisa memaksimalkan hal ini dan meningkatkan jumlah rumah tangga pemilah sampah di wilayah Sennen,” kata Slamet.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Senen Winetrin mengatakan sebagian besar petugas PPSU merupakan warga yang tinggal di wilayah yang ditunjuknya. Karena itu, mereka diyakini sangat memahami karakteristik warga dan simpul sosial yang dapat mendukung gerakan pemilahan sampah rumah tangga.

“Kemudian penting juga bagi Kepala Seksi Ekbang untuk memahami pekerjaan ini agar dapat lebih menggalakkan PPSU dan mengedukasi warga agar jumlah pemilahan sampah rumah tangga terus meningkat,” kata Winetrin.

Sebelumnya, Pemprov DKI memperkenalkan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF) yang dinilai efisien dan ramah lingkungan dengan kapasitas hingga 2.500 ton sampah per hari. RDF nantinya akan memproduksi 875 ton bahan bakar alternatif ini setiap harinya. RDF harus melalui proses penyaringan, pemisahan, pemotongan dan pengeringan untuk mendapatkan hasil akhir.

DKI Jakarta memiliki dua RDF yaitu RDF Bantargebang, Bekasi dan RDF Rorotan, Jakarta Utara yang saat ini masih dalam tahap pembangunan. Baca Juga: Lingkungan Hidup DKI Minta Pengangkut Sampah Jadi Pengelola Baca Juga: Parlemen Jepang Puji Pengelolaan Sampah Jakarta Baca Juga: DLH DKI Bangun Pulau Sampah di Kepulauan Seribu pada 2027

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours