Rupiah Berpotensi Menguat, Imbas Anjloknya Indeks Dolar AS

Estimated read time 2 min read

dlbrw.com JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan menguat pada Senin (8/5/2024) seiring melemahnya indeks dolar AS.

Rupee menguat 67 poin atau 0,41 persen menjadi Rp 16.133 terhadap dolar pada awal perdagangan, menurut Bloomberg pada pukul 11.57 WIB. Sedangkan indeks dolar AS melemah hingga 102.709.

Indeks dolar AS turun lebih dari 1 persen ke level terlemah sejak Maret tahun lalu, menurut Reuters. Perlambatan tersebut menyusul lemahnya data ketenagakerjaan AS pada Jumat (2/8/2024), sehingga meningkatkan kekhawatiran terjadinya resesi. Kondisi ini mendorong investor untuk membeli saham dan beralih ke sekuritas.

Laporan pekerjaan AS pada hari Jumat menunjukkan bahwa pertumbuhan pekerjaan melambat lebih dari yang diperkirakan pada bulan Juli. Dan angka pengangguran meningkat menjadi 4,3 persen, yang menunjukkan potensi melemahnya pasar tenaga kerja dan semakin besarnya kerentanan terhadap resesi.

Pasar sudah merosot karena menurunnya pembaruan pendapatan dari Amazon dan Intel dan survei aktivitas manufaktur AS yang lebih lemah dari perkiraan pada hari Kamis, bersama dengan laporan gaji non-pertanian bulanan AS yang menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja melambat menjadi 114.000 pekerja baru pada bulan Juli 179.000. Pada bulan Juni. Data tersebut meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga berulang kali tahun ini oleh Federal Reserve, yang pekan lalu memilih untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah.

Jamie Cox, Managing Partner Harris Financial Group di Richmond, Virginia, mengatakan: “Data ketenagakerjaan menunjukkan perkembangan signifikan lebih lanjut bahwa Federal Reserve telah membuat kesalahan kebijakan dengan tidak menurunkan suku bunga minggu ini.”

Rupee yang kuat

Pengamat lokal meyakini rupee akan terus menguat akibat melemahnya dolar.

Indeks Manajer Pembelian AS yang lemah dan data pasar tenaga kerja yang kuat memicu sentimen yang kuat. Resesi diperkirakan akan terjadi di negara dengan perekonomian terbesar di dunia ini, dimana Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada bulan September, yang berpotensi terlambat bagi perekonomian untuk mencapai kondisi soft landing.

“Pada perdagangan Senin, rupee berfluktuasi tetapi ditutup menguat tajam,” kata kepala mata uang dan kepala pendapatan Forex Indo Futures Ibrahim Assuaibi dalam sebuah pernyataan pada hari Senin. 

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours