Rupiah diperkirakan naik seiring meningkatnya peluang pemangkasan FFR

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan menguat pada perdagangan Selasa seiring adanya kemungkinan penurunan suku bunga utama AS atau kenaikan Fed Funds Rate (FFR). .

“Rupiah hari ini berpotensi kembali menguat terhadap dolar AS seiring dengan semakin dekatnya kemungkinan kenaikan suku bunga acuan AS pada September,” kata analis pasar uang Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa.

Ariston mengatakan pelaku pasar melihat perekonomian AS berisiko melambat setelah data ketenagakerjaan AS di bawah ekspektasi pasar.

AS mencatat peningkatan pekerjaan sebesar 114 ribu pada bulan Juli 2024, jauh di bawah revisi 179 ribu pada bulan Juni dan perkiraan sebesar 176 ribu. Angka tersebut merupakan yang terendah dalam tiga bulan terakhir, di bawah kenaikan bulanan sebesar 215 ribu dibandingkan 12 bulan sebelumnya. Tingkat pengangguran di Amerika Serikat naik menjadi 4,3 persen pada Juli 2024 dari 4,1 persen pada bulan sebelumnya, yang merupakan angka tertinggi sejak Oktober 2021, dan di atas ekspektasi pasar yang memperkirakan akan berada pada angka 4,1 persen.

Presiden Federal Reserve San Francisco, Mary Daly, menyampaikan pendapatnya tadi malam bahwa ada perlambatan di pasar tenaga kerja Amerika dan inflasi Amerika sudah mulai menurun. Pelaku pasar meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga di bulan September sebesar 25 basis poin menjadi 50 basis poin.

Ariston memperkirakan rupiah pada bursa hari ini mampu menguat hingga Rp 16.100 per dolar AS dengan kemungkinan resisten di Rp 16.200 per dolar AS.

Pada perdagangan Selasa pagi dini hari, rupee melemah 16 poin atau 0,10 persen menjadi Rp 16.205 per dolar AS dari Rp 16.189. Baca juga: Rupiah menguat karena pasar memperkirakan PDB Indonesia akan dirilis pada kuartal II 2024. Baca juga: Rupiah menguat karena sinyal dovish dari The Fed.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours