Rupiah Hari Ini Masih Loyo di Rp16.396/USD, Berikut Sentimennya

Estimated read time 3 min read

Jakarta- Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini kembali melemah sebesar 75 poin atau 0,46% ke level Rp16.396 setelah sebelumnya Rp16.321 terhadap dolar AS. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka pada level Rp 16.375 per dolar.

Berdasarkan data JISDOR BI (Bank Indonesia), nilai tukar Rupiah masih melemah di Rp 16.384 per USD. Rating tersebut masih melemah dibandingkan sesi sebelumnya yang sebesar Rp 16.355/USD.

Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar AS stabil terhadap mata uang lainnya, setelah pulih dari kerugian sebelumnya pada hari Senin, dengan indikasi lebih lanjut mengenai The Fed dan suku bunga AS pada minggu ini.

Ketua Fed Jerome Powell akan berbicara pada pertemuan Bank Sentral Eropa pada hari Selasa, sedangkan risalah pertemuan The Fed bulan Juni akan dirilis pada hari Rabu.

“Data utama non-farm payrolls bulan Juni akan dirilis pada hari Jumat, dan diharapkan dapat memberikan lebih banyak wawasan mengenai pasar tenaga kerja, yang juga menjadi pertimbangan penting untuk penurunan suku bunga The Fed,” tulis Ibrahim dalam risetnya, Selasa. (2). /7/2024).

Dolar AS awalnya melemah minggu lalu karena para pedagang meningkatkan taruhan mereka terhadap kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan September. Namun beberapa pejabat Fed mengatakan bank sentral perlu lebih percaya diri dalam mengendalikan inflasi sebelum memangkas suku bunga.

Selain itu, para menteri Jepang mengatakan mereka berhati-hati dalam aktivitas pasar mata uang, meskipun pasangan USDJPY diperdagangkan dengan tidak nyaman di atas level 160 yen yang mendorong intervensi pada bulan Mei.

Para pedagang berspekulasi bahwa pemerintah mungkin menunggu pasar tetap rendah selama libur Hari Kemerdekaan tanggal 4 Juli untuk melakukan intervensi.

Data indeks penjualan gabungan dari manajer penjualan Tiongkok memberikan berbagai indikator pemulihan ekonomi negara tersebut. Sesi Ketiga Partai Komunis Tiongkok – pertemuan para pejabat tinggi yang dijadwalkan pada bulan Juli, kini akan memberikan lebih banyak penjelasan tentang Tiongkok.

Berdasarkan sentimen dalam negeri, dampak penurunan kinerja Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur Indonesia turun menjadi 50,7 pada Juni 2024, turun dibandingkan bulan lalu sebesar 52,1. Meski mengalami perlambatan ekspansi, namun industri manufaktur nasional masih menunjukkan situasi ekspansi yang mampu dipertahankan selama 34 bulan berturut-turut hingga Juni 2024.

Pemerintah mengapresiasi upaya para pelaku industri dalam menjaga ekspektasi dan produksi di tengah kondisi perekonomian global yang tidak menentu. Bahkan sektor industri kini berada dalam situasi yang menakutkan. Pelaku industri telah menurunkan ekspektasinya terhadap perkembangan bisnis di masa depan.

Menurut laporan S&P Global, produksi nasional kehilangan momentum pada Juni 2024 akibat peningkatan produksi, pesanan baru, dan lambatnya penjualan, sehingga tingkat manufaktur Indonesia mengalami penurunan tajam pada bulan lalu.

Situasi ini mempengaruhi kepercayaan industri terhadap kondisi produksi 12 bulan ke depan, yang tidak beranjak dari posisi terendah dalam 4 tahun pada Mei lalu, yang juga merupakan salah satu rekor terendah. Hal ini berdampak pada berkurangnya pesanan dari luar negeri yang berdampak pada kondisi pasar, pembatasan perdagangan, serta undang-undang yang tidak mendukung.

Sedangkan undang-undang yang dimaksud adalah UU Menteri Perdagangan No. 8/2024 tentang ketentuan impor dan ketentuan yang memberikan kelonggaran barang impor setara dengan barang produksi dalam negeri. Relaksasi aturan impor dalam aturan tersebut menyebabkan turunnya ekspektasi para pelaku industri yang berdampak pada menurunnya PMI.

Berdasarkan data di atas, mata uang rupiah pada perdagangan selanjutnya diperkirakan akan berfluktuasi namun kembali ditutup pada kisaran Rp 16.380 – Rp 16.470 USD.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours