Rupiah Lanjut Melemah, Nyaris Sentuh Rp 16.300 per Dolar AS

Estimated read time 2 min read

REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta – Nilai tukar rupiah melemah hingga Rabu (12/6/2024). Saat ini, nilai tukar Garuda hampir mencapai Rp 16.300 terhadap dolar AS.

Rupee melemah 0,02 persen atau 3,5 poin menjadi Rp 16.295 per dolar AS pada akhir perdagangan Kamis (12/6/2024), menurut Bloomberg. Pelemahan berlanjut pada Selasa (11/6/2024) yang melemah 0,05 persen atau 8,50 poin di Rp16.291 terhadap dolar AS.

“Indeks dolar bertahan mendekati level tertinggi satu bulan pada hari Rabu setelah rebound dalam beberapa sesi terakhir menjelang rapat Bank Sentral AS,” kata Direktur Laba Forexindo Futures Ibrahim Assuaibi, Rabu (12/6) / 2024).

Ibrahim mengatakan The Fed diperkirakan akan mengubah suku bunga. Namun, sinyal apapun mengenai keputusan suku bunga di masa depan akan diawasi dengan ketat, terutama di tengah meluasnya spekulasi mengenai kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan September.

“Pedagang juga khawatir terhadap kemungkinan sikap The Fed di tengah tingginya inflasi dan pasar tenaga kerja yang lebih kuat,” katanya.

Jelang rapat The Fed, data indeks harga konsumen juga akan dirilis pada hari Rabu dan diperkirakan menunjukkan peningkatan inflasi di bulan Mei. Tren seperti ini memberi The Fed lebih banyak insentif untuk mempertahankan suku bunga tetap tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama.

Sementara itu, Ibrahim menyambut baik laporan para ekonom mengenai sentimen domestik yang kembali menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi global untuk tahun ini karena kuatnya ekspansi AS. Ia memperingatkan bahwa perubahan iklim, perang, dan utang yang tinggi akan merugikan negara-negara miskin, tempat sebagian besar penduduk dunia tinggal.

Bank Dunia menaikkan perkiraannya pada bulan Januari sebesar 2,4 persen menjadi 2,6 persen, menandai akhir dari setengah dekade pertumbuhan bisnis terburuk sejak tahun 1990an, khususnya Indonesia, yang diperkirakan oleh pemerintah dan Bank Indonesia sebesar 5,11 persen setiap tahunnya,” jelasnya.

Sebagian besar pertumbuhan berasal dari Bank Dunia, yang menaikkan perkiraan pertumbuhan AS menjadi 2,5 persen dari sebelumnya 1,6 persen, lanjut Ibrahim. Pada saat yang sama, tingkat inflasi global diperkirakan akan menurun menjadi 3,5 persen pada tahun ini dan 2,9 persen pada tahun 2025, namun penurunan tersebut akan terjadi lebih lambat dari perkiraan pada bulan Januari.

“Ini berarti banyak bank sentral yang mewaspadai pemotongan suku bunga, yang rata-rata akan mencapai 4 persen antara tahun 2025 dan 2026 dan akan menjadi tinggi dibandingkan standar sebelum pandemi,” katanya.

Selain itu, berkaca dari capaian dan tren nilai tukar rupee, serta sentimen eksternal dan internal, Ibrahim memperkirakan rupee akan berubah dan menguat secara bisnis pada Rabu (13/6/2024).

“Untuk perdagangan besok, rupee bergejolak namun ditutup menguat pada kisaran Rp 16.250 hingga Rp 16.320,” kata Ibrahim.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours