Rupiah Makin Lemah, Pengusaha Was-was Biaya Bisnis Semakin Mahal

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan memberikan banyak tekanan pada dunia usaha Tanah Air. Penyebabnya, biaya berbisnis atau biaya operasional semakin tinggi, yakni semakin mahal.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W. Kamdani mengatakan tren pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS membuat kondisi tanah air tidak stabil, terutama pada sektor-sektor yang masih menggunakan dolar AS dalam bertransaksi.

Menurut dia, kenaikan biaya tersebut mengganggu biaya operasional. Kondisi ini berpotensi mempengaruhi permintaan dan daya beli masyarakat yang dinilai sedang menurun.

“Jadi kita melihat kondisi saat ini dengan pelemahan seperti itu tidak kondusif, sehingga saya katakan ini akan menambah biaya berusaha,” kata Shinta saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (20/06/2024).

“Kalau kita lihat sekarang, melemahnya rupee jelas akan mengganggu biaya operasional, lagi-lagi permintaan, dan daya beli menurun,” jelasnya.

Sektor yang paling terkena dampak penguatan dolar AS adalah industri yang berorientasi ekspor dan padat karya. Shinta mengatakan, industri ini akan menghadapi banyak kendala karena bahan baku pendukungnya masih diimpor dan menggunakan mata uang asing dari Negeri Paman Sam.

“Kami melihat industri utama yang berorientasi ekspor dan padat karya akan mendapat kendala, lagi-lagi karena bahan baku penolong sebagian besar masih impor dan menggunakan dolar,” jelasnya.

Tak hanya itu, perbankan dalam negeri juga akan menghadapi kondisi serupa. Pasalnya, pembiayaan dan hal-hal lain masih melibatkan devisa yang besar.

Oleh karena itu, dikhawatirkan akan timbul kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL). NPL sendiri mempunyai dampak negatif tidak hanya bagi lembaga keuangan, namun juga perekonomian.

“Dan kita juga akan melihat lebih jauh lagi di perbankan, kita lihat dari sisi pembiayaan dan lain-lain, masih banyak eksposur mata uang asing, jadi kita juga prihatin dengan sisi tunggakan, yang juga perlu. untuk dipertahankan.” dia berkata Shinta.

Jadi kami lihat tidak banyak yang bisa kami lakukan untuk melakukan intervensi karena penyebabnya faktor eksternal ya di luar kendali kami, jadi pemerintah tetap harus membantu menstabilkan rupiah, lanjutnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours