Rupiah melemah dipengaruhi data ekonomi AS yang kuat

Estimated read time 3 min read

Jakarta (ANTARA) – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah pada perdagangan Jumat, akibat kuatnya data perekonomian Amerika Serikat (AS).

Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah melemah 48 poin atau 0,31 persen menjadi Rp 15.748 per dolar AS dari sebelumnya Rp 15.700 per dolar AS.

“Indeks dolar AS pulih setelah data ekonomi yang kuat mendukung ekspektasi penurunan sikap The Fed,” kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.

Penjualan ritel AS naik satu persen bulan ke bulan (ringan) pada bulan Juli 2024, setelah sedikit penurunan sebesar 0,2 persen pada bulan Juni 2024, secara signifikan mengalahkan ekspektasi pasar untuk penurunan sebesar 0,3 persen, yang menunjukkan kekuatan baru dari konsumen AS.

Peningkatan tersebut merupakan yang terbesar sejak Januari 2023, dan peningkatan terbesar terjadi pada penjualan kendaraan bermotor dan mobil.

Selain itu, First Jobs secara tak terduga turun untuk minggu kedua berturut-turut pada pertengahan Agustus, mengurangi kekhawatiran terhadap lemahnya pasar tenaga kerja yang muncul dari laporan pekerjaan terbaru. Jumlah klaim pengangguran AS turun 7 ribu menjadi 227 ribu pada pekan yang berakhir 10 Agustus 2024, bertentangan dengan ekspektasi pasar yang memperkirakan kenaikan menjadi 235 ribu. Angka ini menandai penurunan mingguan kedua setelah klaim mencapai hampir 250.000 pada akhir Juli 2024, tingkat yang tidak pernah terlihat dalam hampir satu tahun. Angka baru tersebut merupakan jumlah klaim baru yang diajukan terendah dalam lima pekan terakhir.

“Hal ini mendorong investor untuk meningkatkan ekspektasi mereka bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan berikutnya pada September 2024, dibandingkan 50 bps pada awal pekan,” ujarnya. Sementara itu, rebound dolar AS diperkirakan akan lebih kuat karena kuatnya data produk domestik (PDB) dari Jepang dan Inggris. Pelemahan rupee didorong oleh sentimen risiko dari Tiongkok yang mengimbangi sentimen inflasi dari Indeks Harga Konsumen (CPI) AS. Beberapa laporan di Tiongkok terus menunjukkan adanya perlambatan, sehingga memicu kekhawatiran mengenai jalur pemulihan ekonomi Tiongkok di masa depan. Kekhawatirannya termasuk meningkatnya data pengangguran, melambatnya investasi dan jatuhnya harga rumah.

Pendapat dari Tiongkok memberikan tekanan pada mata uang Asia, sehingga melemahkan kinerja hariannya terhadap dolar AS.

Di sisi lain, surplus perdagangan Indonesia pada Juli 2024 di luar dugaan turun menjadi US$ 0,47 miliar dari US$ 2,39 miliar pada Juni 2024, yang merupakan saldo terendah sejak Mei 2023, akibat kenaikan seluruh komponen impor.

Menurut Josua, nilai tukar rupiah berada pada kisaran Rp15.675 per dolar AS hingga Rp15.800 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Baca juga: Harga emas Antam pada Jumat turun Rp 10 ribu menjadi 1,404 juta per gram. Baca Juga: IHSG Jumat Menguat: Investor di pasar modal Indonesia sebagian besar adalah kaum milenial

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours