Rupiah Menguat ke Level Rp 15.600 per dolar AS, Dipengaruhi Sentimen The Fed

Estimated read time 3 min read

dlbrw.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kini berada di kisaran Rp 15.600 per dolar AS. Prospek penurunan suku bunga The Fed menjadi sentimen kuat yang akan mempengaruhi volatilitas mata uang Garuda. Selain itu, prospek perekonomian Indonesia positif.

Mengutip Bloomberg, rupiah ditutup menguat 31,50 poin atau 0,20 persen ke level Rp15.655 per dolar AS pada perdagangan Selasa (8/10/2024). Pada awal perdagangan, rupiah melemah Rp 15.687,5 per dolar AS.

“Investor membebani prospek suku bunga AS setelah laporan tenaga kerja minggu lalu memupus harapan penurunan suku bunga besar-besaran. “Pada saat yang sama, meningkatnya ketegangan di Timur Tengah melemahkan sentimen risiko,” kata Direktur Profit Forexindo Futures Ibrahim Assuaibi, Selasa (8). /10/2024).

Ibrahim mengatakan para pengusaha telah mengubah ekspektasi mereka terhadap pelonggaran moneter Federal Reserve tahun ini. Pasar tidak lagi sepenuhnya memperhitungkan penurunan suku bunga pada bulan November dan memperkirakan peluang sebesar 86 persen untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin, menurut alat CME FedWatch. Pelonggaran diperkirakan hanya sebesar 50 bps pada bulan Desember, turun dari lebih dari 70 bps pada minggu sebelumnya.

Lanjutnya, sebagai Presiden Federal Reserve Bank of St. Louis Alberto Musalem mengatakan pada hari Senin bahwa dia mendukung penurunan suku bunga lebih lanjut ketika perekonomian berada pada jalur yang sehat, dan mencatat bahwa The Fed sebaiknya berhati-hati dan tidak bertindak terlalu jauh dalam ‘diskon tunai’.

Selain itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun tetap berada di atas 4 persen pada jam perdagangan Asia, setelah menyentuh level tersebut pada hari Senin untuk pertama kalinya dalam dua bulan sementara para pedagang bertaruh pada penurunan suku bunga yang tinggi.

“Fokus investor minggu ini adalah laporan inflasi yang akan dirilis pada hari Kamis serta risalah pertemuan The Fed bulan September yang diperkirakan akan dirilis pada hari Rabu, kata Ibrahim.

Sementara itu, sentimen dalam negeri didasarkan pada perkiraan kuatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini mengacu pada data Bank Dunia.

“Bank Dunia menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 dan 2025 masing-masing menjadi 5 persen dan 5,1 persen. “, jelasnya.

Sementara itu, dalam laporan East Asia and Pacific Economic Update edisi Oktober 2024, Bank Dunia mengamati bahwa sektor berkembang di Asia Timur dan Pasifik terus tumbuh lebih cepat dibandingkan negara lain di dunia, meski masih lebih lambat dibandingkan sebelum krisis. Pandemi covid-19.

Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik Manuela V. Ferro mengatakan total perkiraan pertumbuhan kawasan ini sebesar 4,8 persen pada tahun 2024, dan akan turun menjadi 4,4 persen pada tahun 2025.

Meski dinilai melambat, Bank Dunia mengindikasikan Indonesia akan terus tumbuh didukung oleh peningkatan konsumsi dalam negeri, pemulihan ekspor, dan kembalinya sektor pariwisata. “Di antara negara-negara besar, pada tahun 2024 dan 2025, hanya Indonesia yang diperkirakan akan tumbuh pada tingkat pertumbuhan sebelum krisis,” jelas Ibrahim.

Secara keseluruhan, proyeksi Bank Dunia untuk Indonesia mendekati ekspektasi pemerintah sebesar 5,2 persen pada tahun ini dan tahun depan. Sedangkan pada triwulan II tahun 2024, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,05 persen (year to date/yoy) dan 5,08 persen pada tahun ini (year to this/yoy).

“Untuk bisnis besok (Rabu 9/10/2024), nilai tukar rupiah mengalami perubahan namun ditutup melemah antara Rp15.640-Rp15.740 per dolar AS,” tutupnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours