Rupiah Rontok ke Rp16.458/USD, Pemerintah Malah Mengalihkan Tanggung Jawab ke Masyarakat

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Otoritas kebijakan diperkirakan akan mencari jalan pintas dan menyalahkan masyarakat terkait pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS atau dollar AS yang terjadi belakangan ini. Menurut JIDOR BI (Bank Indonesia), nilai tukar rupiah masih melemah di level Rp 16.458 per dolar pada sesi terakhir akhir pekan lalu.

“Pelemahan rupiah nampaknya disebabkan oleh perilaku perekonomian masyarakat, sedangkan stabilitas nilai tukar merupakan tanggung jawab utama pemerintah dan otoritas moneter. “Kebijakan pemerintah yang tepat dan konsisten sangat penting untuk menjamin stabilitas rupee,” kata Kusfiardi, analis ekonomi politik GAIN Institute, dalam keterangannya, Senin (24/06/2024).

Menanggapi enam langkah yang diajukan Otoritas Jasa Keuangan atau OJK untuk membantu penguatan rupee, Kusfiardi menilai langkah yang diajukan memang baik. Namun hal ini tidak dapat menggantikan tugas yang harus dilakukan oleh otoritas kebijakan dalam menjaga stabilitas rupee.

“Enam langkah yang diusulkan OJK adalah membeli produk lokal, tidak menabung dolar, menjadi pengusaha berorientasi ekspor, melakukan perjalanan dalam negeri, menggunakan transportasi umum, dan berinvestasi dalam negeri merupakan langkah positif. Namun, mengandalkan partisipasi masyarakat saja tidak cukup untuk menjamin stabilitas rupee, tambah Kusfiardi.

Kusfiardi mengatakan, upaya stabilisasi rupee harus didukung dengan kebijakan pemerintah yang konsisten dan efektif. Laporan ini menyoroti beberapa poin penting yang harus dipertimbangkan oleh para pembuat kebijakan.

Pertama, Bank Indonesia harus menetapkan kebijakan suku bunga yang tepat untuk mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Penyeimbangan suku bunga penting dilakukan karena suku bunga yang terlalu rendah dapat mendorong inflasi, sedangkan suku bunga yang terlalu tinggi dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. BI perlu menemukan keseimbangan yang tepat untuk mendukung stabilitas mata uang dan pertumbuhan ekonomi.

Kedua, pemerintah harus mengatur kebijakan ekspor-impor secara efektif. Mengurangi ketergantungan terhadap barang impor dan mendorong ekspor produk lokal akan membantu penguatan rupee. Hal ini termasuk mendorong eksportir dan memberlakukan pembatasan impor terhadap barang-barang yang dapat diproduksi di dalam negeri.

Selain itu, Kusfiardi berpesan kepada pemerintah untuk mendorong repatriasi penerimaan devisa hasil ekspor. Langkah tersebut dapat dilakukan dengan mendorong eksportir menukar mata uangnya dengan rupee di pasar domestik, yang pada akhirnya akan meningkatkan pasokan dolar dan memperkuat rupee.

Selain itu, fungsi intermediasi perbankan juga harus berfungsi sebaik-baiknya untuk mendukung sektor riil. Bank harus didorong untuk menyalurkan pinjaman ke sektor-sektor produktif seperti manufaktur, pertanian dan infrastruktur, yang akan meningkatkan output perekonomian dan menciptakan lapangan kerja.

Kusfiardi juga menekankan pentingnya menciptakan lingkungan usaha yang mendukung bagi berkembangnya kegiatan ekonomi yang efektif. Hal ini termasuk menyederhanakan peraturan, meningkatkan infrastruktur, dan mendukung usaha kecil dan menengah (UKM). Aktivitas ekonomi yang efisien meningkatkan pendapatan nasional dan membantu memperkuat rupee.

Dengan mengambil kebijakan yang tepat dan melibatkan masyarakat, Kusfiardi yakin pemerintah dan otoritas keuangan dapat menciptakan lingkungan perekonomian yang lebih kuat dan berketahanan sehingga rupee tetap stabil dan kuat.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours