Rupiah Sedikit Menguat, Hati-hati Bisa Tembus Rp17.000 per USD

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Nilai tukar rupiah menguat 7 poin atau 0,05 persen menjadi Rp 16.405 pada perdagangan hari ini dibandingkan Rp 16.413 per dolar AS pada perdagangan hari ini. Melansir Bloomberg, rupee dibuka pada level Rp 16.424 per dolar AS.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan penguatan dolar AS terutama disebabkan oleh aliran masuk dolar menyusul perkiraan rilis data indeks harga PCE pada hari Jumat. Ini adalah ukuran inflasi terbaik yang digunakan The Fed dan diharapkan mempertimbangkan sikap bank sentral terhadap suku bunga.

“Data PCE diperkirakan menunjukkan bahwa inflasi sedikit berkurang pada bulan Mei, namun target tahunan The Fed tetap di atas 2 persen. Inflasi yang stabil memberi The Fed lebih banyak ruang untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu lebih lama, yang baik untuk emas dan logam mulia. skenario buruk ,” tulis Ibrahim dalam catatannya, Kamis (27/6/2024).

Komentar hawkish dari pejabat Fed juga memicu ekspektasi kenaikan suku bunga dalam beberapa sesi terakhir. Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan peluang untuk berinvestasi pada aset yang tidak memberikan imbal hasil dan membuat para pedagang lebih condong pada dolar dan utang AS.

Sebelumnya, Ketua Fed Michelle Bowman mengatakan bank sentral AS dapat mempertahankan suku bunga stabil “untuk beberapa waktu” untuk membantu mengendalikan “peningkatan” inflasi, dan menambahkan bahwa ia tidak memperkirakan bank sentral akan melakukan hal yang sama. Mengurangi biaya pinjaman pada tahun 2024.

Bowman, yang biasanya dipandang sebagai salah satu tokoh The Fed yang paling dovish, mengatakan penurunan suku bunga belum “tepat” dan menambahkan bahwa ia “siap” menaikkan suku bunga jika kemajuan dalam pengendalian inflasi terhenti atau berbalik arah.

Dari sisi sentimen dalam negeri, di tengah kondisi yang tidak menentu, para ekonom mengingatkan pemerintah, Bank Indonesia, dan otoritas lainnya untuk sangat berhati-hati dalam memantau nilai tukar rupiah yang kini telah mencapai level psikologis tertinggi sebesar 16.400 rupiah terhadap dolar AS.

Di luar level tersebut, pemerintah dan otoritas moneter tidak boleh membiarkan rupee mencapai level Rp 16.500 per dolar AS karena level tersebut sangat penting sehingga akan terus menuai sentimen negatif dari pelaku pasar keuangan. baru saja dirilis sehingga sulit untuk didukung dan biayanya bisa mencapai Rp 17.000 terhadap USD.

Selain itu, sikap The Fed yang hawkish telah mendorong kenaikan imbal hasil obligasi AS sehingga memberikan tekanan pada negara-negara emerging market, termasuk Indonesia. Konflik geopolitik yang sedang berlangsung di Timur Tengah dan Eropa, perang dagang AS-UE-Tiongkok, dan memanasnya pemilihan presiden AS adalah beberapa faktor yang membebani nilai tukar rupee yang jauh lebih tinggi.

Selain itu, terdapat data perekonomian dalam negeri yang memberikan sentimen pasar, antara lain defisit transaksi berjalan Indonesia yang melebar menjadi US$2,2 miliar pada kuartal I 2024 dari US$1,1 miliar, Purchasing Managers’ Index (PMI) Indonesia sebesar 52,9 dari 52 turun menjadi 1. Mei 2024 dan Indeks Kepercayaan Konsumen (CII) Indonesia turun menjadi 125,2 dari 127,7 pada Mei 2024.

Faktor lainnya antara lain meningkatnya kepemilikan investor pada instrumen lain seperti SBN, SBSN dan SRBI, penurunan peringkat saham Indonesia yang dilakukan Morgan Stanley, perubahan harga saham tertentu, dan lain-lain. Berdasarkan data di atas, mata uang rupiah pada perdagangan selanjutnya diperkirakan akan berfluktuasi, namun kembali ditutup melemah pada kisaran Rp 16.390 – 16.450.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours