Rupiah Tembus Rp16.250, Cemas Kondisi Utang Pemerintah Rp8.353 Triliun

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Rupiah melemah 35 poin atau 0,22 persen ke Rp16.250 per dolar AS pada perdagangan hari ini, yang sebelumnya diperdagangkan pada Rp16.215. Rupee dibuka pada level 16.245 rupee per dolar AS, menurut data Bloomberg.

Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar AS dipengaruhi oleh estimasi pertama PDB AS kuartal kedua dan Indeks Harga Konsumen, yang digunakan Federal Reserve untuk mengukur inflasi.

“The Fed mengadakan pertemuan pada hari yang sama. Meskipun hanya sedikit yang memperkirakan akan mulai memotong suku bunga bulan ini, mengingat bulan-bulan dengan inflasi yang rendah dan pertumbuhan yang lambat, ada peluang bagus bahwa pesan perubahan haluan The Fed pada bulan September akan menjadi lebih kuat,” tulis Ibrahim. . ruang kerjanya, Kamis (25/7/2024).

Lebih dari tiga perempat ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan BOJ akan tetap mempertahankan kebijakannya pada bulan ini, dengan kemungkinan langkah berikutnya pada bulan September atau Oktober.

Tuduhan manipulasi mata uang baru-baru ini menunjukkan bahwa spekulan bergegas menutup perdagangan yang menguntungkan, meminjam yen yang menguntungkan, dan berinvestasi pada aset mata uang dengan imbal hasil tinggi.

Selain itu, pasar Tiongkok mulai turun tajam karena serangkaian data ekonomi yang lemah mengurangi sentimen terhadap negara tersebut. Perekonomian Tiongkok tumbuh kurang dari perkiraan pada kuartal kedua.

Penurunan suku bunga yang tidak terduga di negara tersebut tidak memperbaiki suasana hati. Laporan pada hari Kamis menunjukkan bahwa beberapa bank milik negara Tiongkok telah memangkas biaya pinjaman setelah penurunan suku bunga pinjaman utama yang tidak terduga pada awal pekan ini.

Di dalam negeri, Presiden dan Wakil Presiden terpilih pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming harus berhati-hati karena menghadapi utang yang diwarisi pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dalam lima tahun ke depan atau hingga tahun 2029. Rp3.748,2 triliun dan banyak janji khusus dari pemerintah.

Profil pembayaran utang pemerintah yang terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) akan mencapai total Rp3.245,3 triliun pada 2025-2029. Pada periode yang sama, jatuh tempo pinjaman mencapai Rp 502,9 triliun. Totalnya mencapai Rp3.748,2 triliun.

Oleh karena itu, pemerintah selanjutnya harus lebih berhati-hati karena ketika pemerintah meminjam untuk menutupi defisit, harus dibayar kembali atau bunganya. Denominasi di atas belum termasuk pembayaran bunga utang pemerintah.

Kondisi utang negara saat ini masih di bawah ketentuan UU Nomor 2. Keuangan negara 17/2023 menetapkan batas aman rasio utang negara terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 60% dan defisit maksimal 3% PDB.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat situasi utang pemerintah mencapai Rp8.353,02 triliun pada akhir Mei 2024. Dengan jumlah utang tersebut, pada akhir Mei 2024, rasio utang pemerintah terhadap PDB sebesar 38,71%.

Situasi ini berbahaya jika mengacu pada standar Dana Moneter Internasional (IMF) yang menetapkan rasio utang publik terhadap pendapatan pada kisaran 90% hingga 150%.

Bahkan, rasio utang terhadap pendapatan pemerintah mencapai 300% per 31 Mei 2024. Hingga 292,6% pada akhir Desember 2024.

Berdasarkan data di atas, mata uang Rupiah diperkirakan akan tetap stabil pada perdagangan selanjutnya, namun masih akan turun pada kisaran Rp16.240 hingga Rp16.300 per USD.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours