Rupiah tertekan setelah rilis pertumbuhan China yang lebih rendah 

Estimated read time 1 min read

Jakarta (ANTARA) – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa mengalami tekanan setelah pada kuartal II 2024, pertumbuhan Tiongkok lebih rendah dari perkiraan.

Pada perdagangan Selasa dini hari, rupiah melemah 40 poin atau 0,24 persen menjadi Rp 16.210 per dolar AS dari sebelumnya Rp 16.170.

“Rupiah diperkirakan akan tertekan terhadap dolar AS menyusul data pertumbuhan ekonomi Tiongkok kemarin dan data perdagangan Indonesia yang lebih lemah dari perkiraan,” kata analis mata uang Lukman Leong kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.

Pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada triwulan II tahun 2024 sebesar 4,7 persen pada triwulan tersebut, lebih rendah dari perkiraan sebesar 5,1 persen, dan lebih rendah dibandingkan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) pada triwulan I tahun 2024 yang sebesar 5,3 persen.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), mulai tahun 2020 dan seterusnya pada bulan Mei neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus selama 50 bulan berturut-turut, dan pada tahun 2024 pada bulan Juni keuntungannya sebesar 2,39 miliar dolar AS.

Namun, pencapaian ini jauh dari ekspektasi pasar sebesar $2,98 miliar. dolar AS.

Lukman memperkirakan rupiah akan berfluktuasi antara Rp16.125 per dolar AS hingga Rp16.225 per dolar AS. Baca juga: Menkeu perkirakan Rupiah menguat di bawah Rp 16.200 pada semester II-2024 Baca juga: DBS perkirakan Rupiah menguat di Q4 jika FED turunkan suku bunga

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours