Rusia dan Vietnam Kompak Buang Dolar, Putin Puji Dedolarisasi di Asia

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Presiden Rusia Vladimir Putin memuji de-dolarisasi mitra dagang di Asia. Sekitar 60% transaksi antara Rusia dan Vietnam kini dilakukan menggunakan mata uang masing-masing negara selain dolar AS dan euro.

Hal itu disampaikan Kepala Negara Beruang Merah dalam artikel di surat kabar resmi Partai Komunis Vietnam menjelang kunjungan dua harinya ke negara Asia Tenggara itu, yang dimuat di situs Kremlin pada Rabu (19/6/2024). ). ).

Putin mengatakan kedua negara memberikan perhatian khusus untuk memperkuat perdagangan bilateral dan mendorong investasi, terutama dalam mata uang rubel Rusia dan dong Vietnam.

“Transaksi semacam itu menyumbang lebih dari 40 persen perdagangan bilateral tahun lalu, dan pada kuartal pertama tahun ini pangsanya meningkat hingga hampir 60 persen,” kata pemimpin Rusia itu, seperti dilansir Russian Today, Kamis (20 Juni 2024). .

Putin menekankan bahwa hal ini sejalan dengan tren internasional untuk menghilangkan penggunaan mata uang yang sangat terdevaluasi dalam perdagangan dan investasi internasional.

Putin mengakui pentingnya Bank Bersama Vietnam-Rusia, yang didirikan kedua negara pada tahun 2006 untuk memperkuat hubungan ekonomi mereka.

Mengutip statistik resmi, presiden Rusia mengatakan perdagangan bilateral akan meningkat sebesar 8% pada tahun 2023 dan akan terus tumbuh, seraya menambahkan bahwa sektor energi merupakan bidang kerja sama yang penting.

“Makanan, bahan mineral, mesin dan peralatan diekspor ke Vietnam. Banyak produk Vietnam, termasuk pakaian, buah-buahan, sayuran dan produk pertanian lainnya, tersedia di pasar Rusia,” kata Putin, memuji dampak dari perjanjian perdagangan bebas. antara perekonomian Uni Eurasia yang dipimpin oleh Rusia dan Vietnam.

EAEU, yang didirikan pada tahun 2015, didasarkan pada Serikat Pabean Rusia, Kazakhstan, dan Belarus. Kemudian bergabung dengan Armenia dan Kyrgyzstan. Pada tahun 2016, Vietnam secara resmi menjadi negara non-regional pertama yang menjadi mitra perdagangan bebas kelompok tersebut.

Baca juga: Rusia mengumumkan syarat baru untuk menjadi anggota BRICS, tanpa larangan mendukung sanksi Barat

Kelompok ini juga memiliki tiga negara pengamat, yakni Kuba dan dua negara bekas Uni Soviet lainnya, Moldova dan Uzbekistan. Iran juga berharap untuk bergabung dengan EAEU. Serikat pekerja dirancang untuk menjamin pergerakan bebas barang, jasa, modal dan pekerja antar negara anggota.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours