Rusia Janji Balas AS atas Serangan Rudal ATACMS di Crimea

Estimated read time 2 min read

MOSKOW – Rusia berjanji akan membalas Amerika Serikat (AS) setelah serangan rudal ATACMS yang menghancurkan Ukraina di Krimea. Rudal tersebut merupakan senjata canggih jarak jauh yang disediakan oleh Washington.

Serangan hari Minggu di Krimea menewaskan empat orang dan melukai 151 lainnya.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan lima Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) yang dipasok AS digunakan dalam serangan itu.

Empat di antaranya dicegat oleh sistem pertahanan udara Rusia, sedangkan yang kelima meledak di udara dan menewaskan beberapa orang di Sevastopol.

Menurut seorang pejabat Rusia, empat orang tewas termasuk dua anak-anak.

Gambar dan video yang diposting online menunjukkan orang-orang berlarian dari pantai dekat Sevastopol dan beberapa orang yang terluka dibawa ke kursi santai.

“Semua misi penerbangan untuk rudal taktis operasional ATACMS AS dimasukkan oleh para ahli AS berdasarkan data intelijen satelit AS mereka sendiri,” kata Kementerian Pertahanan Rusia seperti dikutip Sky News, Selasa (25/04/2024).

Oleh karena itu, kata kementerian itu, tanggung jawab atas serangan rudal yang disengaja terhadap warga sipil di Sevastopol terutama terletak pada Washington, yang memasok senjata-senjata ini ke Ukraina, serta pada rezim Kiev, yang wilayahnya melancarkan serangan tersebut.

“Tindakan seperti itu tidak akan luput dari hukuman,” tambah kementerian itu untuk mengonfirmasi pembalasan terhadap AS dan Ukraina.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov secara langsung menyalahkan AS atas serangan tersebut, dengan mengatakan: “Anda harus bertanya kepada rekan-rekan saya di Eropa, dan terutama sekretaris pers di Washington, mengapa pemerintah mereka membunuh anak-anak Rusia. Ajukan pertanyaan itu pada mereka.”

Moskow juga memanggil duta besar AS untuk Moskow, Lynne Tracy, ke Kementerian Luar Negeri Rusia, di mana dia menghadapi tuduhan bahwa Washington “melakukan perang hibrida melawan Rusia dan sebenarnya merupakan pihak dalam konflik tersebut”.

Presiden Vladimir Putin telah berulang kali memperingatkan risiko perang yang lebih luas yang melibatkan negara dengan kekuatan nuklir terbesar di dunia, meskipun ia mengatakan Rusia tidak menginginkan konflik dengan aliansi NATO.

Baik Ukraina maupun AS belum mengomentari serangan terhadap Sevastopol.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours