Rusia Peringatkan Israel soal Pasokan Rudal Patriot untuk Ukraina

Estimated read time 2 min read

TEL AVIV – Israel harus siap menghadapi konsekuensinya jika tetap melanjutkan rencana menyediakan sistem pertahanan udara buatan Amerika Serikat (AS) kepada Ukraina.

Peringatan ini diungkapkan Wakil Tetap Rusia untuk PBB Vasiliy Nebenzia.

AS, Israel dan Ukraina sedang melakukan pembicaraan untuk mengirim delapan sistem Patriot ke Israel di Kiev, Financial Times melaporkan pekan lalu, mengutip orang-orang yang mengetahui pembicaraan tersebut.

Hal ini dapat berdampak pada hubungan antara Israel dan Rusia, Nebenzia memperingatkan pada Senin (7/1/2024), ketika Moskow menjabat sebagai presiden Dewan Keamanan PBB.

“Saya yakin hal ini dapat menimbulkan konsekuensi politik,” kata diplomat Rusia itu.

“Senjata-senjata itu, siapa pun yang mengirimnya… ke Ukraina, pada akhirnya akan dihancurkan, seperti senjata-senjata Barat dan Amerika lainnya. Itu jelas,” tambahnya.

Pada bulan April, Israel mengumumkan rencana untuk mempensiunkan baterai M901 PAC-2, yang berusia lebih dari 30 tahun, dan menggantinya dengan sistem pertahanan udara yang canggih.

Namun senjata tersebut tidak digunakan karena kekhawatiran eskalasi konflik dan gerakan bersenjata Hizbullah di Lebanon dapat meningkat menjadi perang tanpa akhir.

Sebuah laporan FT baru-baru ini mengatakan bahwa kesepakatan tersebut, yang belum diselesaikan, dapat berupa pengiriman Patriot Israel ke AS, sebelum dikirim ke Ukraina, yang menderita karena kurangnya pertahanan udara.

Selama perang antara Moskow dan Kiev, Israel hanya memberikan bantuan kemanusiaan ke Ukraina dan tidak mengirimkan senjata apa pun.

Tahun lalu, negara Zionis tersebut menolak permintaan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk sistem pertahanan udara Iron Dome Israel.

Rusia telah berulang kali memperingatkan bahwa pengiriman senjata asing ke Kiev tidak akan menghalangi Moskow mencapai tujuan militernya, namun akan memperpanjang pertempuran dan meningkatkan risiko konfrontasi langsung antara Rusia dan NATO.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours