Sambangi Timor Leste, Paus Fransikus Singgung Kasus Kekerasan Seks Anak oleh Pastor

Estimated read time 3 min read

SETIAP HARI – Pemimpin Vatikan Paus Fransiskus mencontohkan beberapa kasus pelecehan seksual terhadap anak yang dikaitkan dengan pendeta ketika ia tiba di Timor-Leste. Dia meminta agar ada tindakan yang diambil dalam kasus ini.

Paus Fransiskus (87) hari ini menggelar misa yang diperkirakan dihadiri lebih dari separuh penduduk Timor Timur.

Namun dalam pidatonya kepada pejabat rendahan pada malam sebelum tur, dia membahas masalah paling sensitif dalam perjalanannya.

“Jangan lupakan banyak anak-anak dan remaja yang martabatnya dilanggar. Tren ini terlihat di seluruh dunia,” katanya dalam pidatonya di Dili, ibu kota Timor Timur.

“Kita semua dipanggil untuk melakukan segala kemungkinan untuk mencegah segala bentuk pelecehan dan memastikan masa kanak-kanak yang sehat dan damai bagi semua generasi muda,” tambah Paus Fransiskus, dilansir AFP, Selasa (10/9/2024).

Namun, dia tidak menyebutkan kasus spesifik apa pun atau mengakui tanggung jawab Vatikan.

Kelompok-kelompok advokasi telah meminta Paus Fransiskus untuk berbicara mengenai masalah Timor Timur, dan ia sebelumnya telah bertemu dengan para korban dalam kunjungannya ke Irlandia dan Portugal, namun jadwal resminya tidak mencakup acara-acara seperti itu kali ini.

Di antara kasus-kasus terbaru di Timor Timur adalah uskup pemenang Hadiah Nobel Carlos Jimenez Bello, yang diam-diam diadili oleh Vatikan selama beberapa dekade karena melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak.

Vatikan mengumumkan pelarangan terhadap Uskup Bello pada tahun 2022 setelah terungkap bahwa ia telah membatasi pergerakan dan berbicara serta melakukan pelecehan terhadap anak laki-laki di Timor-Leste hingga ia pensiun dan pergi ke luar negeri dua dekade lalu.

Dalam kasus lain di bekas provinsi Indonesia, pendeta Amerika yang digulingkan Richard Diesbach dinyatakan bersalah pada tahun 2021 karena menganiaya seorang gadis yatim piatu dan dijatuhi hukuman 12 tahun penjara.

Menjelang pidatonya kemarin, Paus Fransiskus disambut oleh bintang rock di Delhi, di mana ribuan umat Katolik berbaris di jalan-jalan, bernyanyi dan mengibarkan bendera saat ia dikawal oleh petugas keamanan dengan mobil terbuka.

Umat ​​​​Katolik, yang merupakan 1,3 persen dari 98 juta penduduk negara itu, berbondong-bondong menemui Paus Fransiskus, melakukan ziarah dari kota-kota terpencil, perbatasan dengan Indonesia dan sekitarnya.

“Ketika saya melihat wajahnya, saya terkejut. Saya yakin kehadirannya akan membawa kedamaian dan harapan,” kata Magdalena Tegnipes, warga Filipina berusia 49 tahun yang melakukan perjalanan dari Australia, kepada AFP.

Perdamaian dan kebebasan

Timor Timur memiliki sejarah yang rumit dengan pemerintahan Portugis selama berabad-abad, menjadi bagian dari Indonesia selama beberapa dekade dan mengizinkan referendum yang disponsori Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memisahkan diri dari Indonesia.

Pria yang berbagi Nobel dengan Bello saat komentar Paus Fransiskus soal pelecehan seksual terungkap, Presiden José Ramos-Horta, menjadi simbol kebebasan atas upaya Timor Leste meraih kemerdekaan.

Pemimpin dari 1,3 miliar umat Katolik di dunia memuji era baru “perdamaian dan kebebasan” di negara ini dalam pidato sore harinya, dua dekade setelah Indonesia memperoleh kemerdekaan.

Paus Fransiskus adalah Paus pertama yang mengunjungi negara tersebut.

Warga setempat mengaku ingin Paus Fransiskus menyampaikan pesan kerukunan, seperti yang dilakukannya di Indonesia pekan lalu.

“Saya berharap melalui kunjungan ini Paus Fransiskus dapat mengirimkan pesan perdamaian,” kata Francisco Amaral da Silva, guru berusia 58 tahun.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours