Sandiaga Uno Sebut Konten Inspiratif Makin Diminati, Dorong Enterpreneur Maksimalkan Saluran Digital

Estimated read time 3 min read

YOGYAKARTA – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan, saat ini minat masyarakat terhadap konten inspiratif semakin meningkat. Ia juga mendorong mahasiswa-wirausahawan Indonesia untuk terus memperbanyak saluran digital guna menyajikan konten-konten inspiratif.

“Karena sesungguhnya orang yang paling bermanfaat adalah orang yang memberi manfaat bagi orang lain. Kalau kita bisa membuat konten yang mendidik dan bermanfaat, kita bisa menjadi orang yang terbaik sekaligus membuka peluang usaha dan lapangan kerja.” dikatakan. Sandiaga menghadiri acara ‘Santri Digitalpreneur Indonesia’ di Pondok Pesantren Assalafiyah Mlangi II, Sleman, DIY pada Jumat (19/7/2024).

Misalnya saja di platform YouTube-nya, Sandia menyebut konten yang mencerminkan nilai-nilai pendidikan tumbuh sebesar 10 persen. Atrisi juga meningkat sebesar 30% dibandingkan tahun lalu.

Hal yang sama juga terjadi di platform Facebook. Meskipun basis pengguna Facebook saat ini menyusut secara global, konten pendidikan telah tumbuh sebesar 25%.

Untuk itu, jelas Sandiaga, Kemenparekraf menawarkan kursus dan program yang menyemangati santri dan pesantren.

“Termasuk mahasiswa Digitalpreneur Indonesia,” kata Sandiaga.

Acara Santri Digitalpreneur Indonesia di Pondok Pesantren Assalafiyah Mlangi II dilaksanakan selama empat hari pada tanggal 18-21 Juli 2024 dengan diikuti santri dari 10 pesantren. Melalui pelatihan ini, mahasiswa dapat memanfaatkan ilmunya untuk berdakwah dengan penuh semangat dan komitmen di era digital.

Mahasiswa juga diharapkan mampu membuat konten dakwah yang menarik, kreatif dan inspiratif untuk menyebarkan nilai-nilai Islam secara luas dan efektif.

Mereka bertujuan untuk menjadi pionir dalam menyebarkan dakwah Islam dan membangun komunitas online positif yang mempengaruhi perkembangan Islam di Indonesia.

Dalam kesempatan itu, Sandiaga juga mengapresiasi keberhasilan praktik digitalisasi di Pondok Pesantren Mlangi II. Hingga saat ini, telah digunakan 14 aplikasi untuk menunjang proses pendidikan dan administrasi di lingkungan perumahan syariah dengan omzet Rp 1,9 miliar.

“Luar biasa. Ada 14 aplikasi yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Mulai dari laundry, pembayaran, mudik, ke kantin, dan masih banyak lagi,” kata Sandiaga.

“Jadi, selain memudahkan kehidupan sehari-hari siswa dan guru, juga bisa menghasilkan pendapatan yang sangat besar,” lanjutnya.

Direktur Pondok Pesantren Assalafia Mlangi II K.H. Irwan Masduki memuji program Santri Digitalpreneur Indonesia yang menurutnya sejalan dengan arah pengembangan pesantren ke arah digitalisasi dan inovasi.

“Sehingga kami sebagai mahasiswa yang dulunya buta teknologi, alhamdulillah kini bisa berkontribusi dalam ekonomi kreatif berbasis digital di masyarakat,” kata Irwan.

Saat ini, menurut Irwan, pihak pesantren juga sedang mengembangkan aplikasi untuk mengelola sampah warga. Hal ini diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan sampah di Yogyakarta.

“Kami mengubah sampah menjadi komoditas. Artinya, kami menghasilkan banyak uang dari pengelolaan sampah digital, dan kami menyebarkannya ke banyak komunitas,” kata Irwan.

“Kedepannya pesantren-pesantren ini akan menjadi lembaga unggulan karena digitalisasi. Kami yakin program Kemenparekraf bisa terus memantau kiprah pesantren ke depan,” ujarnya. menyimpulkan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours