Sanksi Barat terhadap Minyak Rusia Bikin Putin dan Modi Lebih Dekat

Estimated read time 2 min read

JAKARTA: Hubungan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri India Narendra Modi diperkuat oleh sanksi Barat terhadap minyak dan gas Rusia. Bahkan, hubungan keduanya kini diyakini akan semakin erat dalam upaya pergeseran hijau.

Modi mendukung Putin dengan menjadikan India sebagai salah satu pelanggan paling setia minyak dan gas Rusia selama perang dua tahun di Ukraina. Selama kunjungan Modi baru-baru ini, kantor berita Rusia TASS melaporkan bahwa kedua negara sedang melakukan pembicaraan untuk membangun enam reaktor nuklir bertenaga tinggi baru di India.

Ada juga pembicaraan tentang pembangkit listrik tenaga nuklir kecil generasi berikutnya. Terlepas dari kontroversi seputar tenaga nuklir, tidak dapat disangkal bahwa ini adalah bentuk energi bebas karbon dan dapat menjadi bagian dari respons banyak negara terhadap krisis iklim.

Perlombaan global untuk memasok pembangkit listrik tenaga nuklir dan bahan bakar ke belahan dunia lain sedang berlangsung, dan Rusia menang dalam banyak hal.

“Sektor komersial Rusia tidak pandai melakukan banyak hal, namun mereka memiliki sumber daya alam dan memiliki tradisi nuklir yang kuat sejak era Soviet, dan itu adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan saat ini,” kata Elisabeth. Braw, anggota senior Dewan Transatlantik, melaporkan CNN.

“Jelas bahwa Kremlin telah memutuskan bahwa ini adalah ide yang bagus dan beberapa negara ingin memperluas pembangkit listrik tenaga nuklir mereka sendiri. Dan seperti halnya ekspor minyak, India adalah salah satu negara tersebut,” jelasnya.

Penguasaan tenaga nuklir telah membantu Putin mempertahankan posisinya di panggung dunia, bahkan ketika Amerika Serikat dan Eropa meninggalkannya selama perang. Dan Modi menganut tradisi kebijakan luar negeri non-blok India, yang memungkinkan India berdagang dengan Rusia namun tetap bersahabat dengan Barat.

Tampaknya persahabatan antara Rusia dan India akan terus berlanjut. Selain itu, memperdalam kerja sama nuklir dengan enam pembangkit listrik lagi hanya akan mengikat kedua negara untuk satu dekade mendatang.

Pembangunan pabrik-pabrik itu sendiri membutuhkan waktu bertahun-tahun, namun juga memerlukan pemeliharaan rutin, peningkatan teknologi, dan pasokan uranium secara teratur, yang berlimpah di Rusia.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours