Sanksi Terhadap Rusia Diperluas, AS Targetkan 300 Individu dan Entitas

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Amerika Serikat atau Amerika Serikat memperluas sanksi terhadap Rusia dengan menargetkan 300 individu dan entitas di Rusia dan negara lain. Langkah ini dilakukan setelah Departemen Luar Negeri dan Departemen Keuangan AS menuduh ratusan perusahaan dan individu memiliki hubungan dengan ekonomi militer Moskow.

Departemen Keuangan mengatakan pihaknya menargetkan individu dan perusahaan yang dicurigai membiarkan Moskow menghindari sanksi Barat.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan: “Tindakan hari ini merupakan serangan terhadap sisa saluran pasokan internasional untuk bahan mentah dan peralatan, termasuk ketergantungan mereka pada hibah penting dari negara ketiga”.

Amerika Serikat telah menargetkan perusahaan-perusahaan di negara-negara seperti Tiongkok dalam upaya membatasi perdagangan dengan Moskow.

Kebijakan terbaru AS, yang dilaporkan oleh RT, menargetkan perdagangan senilai lebih dari $100 juta antara Rusia dan mitra asingnya. Benua Amerika adalah Asia Timur dan Tengah; Afrika Tiongkok terus menargetkan sasaran di Timur Tengah dan Karibia. Kementerian Keuangan mengatakan perusahaan dan individu di Kyrgyzstan dan Türkiye termasuk dalam daftar sanksi.

“Hal ini meningkatkan risiko bagi lembaga keuangan yang berhubungan dengan ekonomi militer Rusia, menghilangkan jalan keluar, dan mengurangi kemampuan Rusia untuk mendapatkan keuntungan dari teknologi, peralatan, perangkat lunak, dan layanan TI asing.”

Kedua kementerian mengeluarkan interpretasi baru atas perintah eksekutif yang melarang siapa pun di Rusia untuk menyediakan “layanan konsultasi dan desain TI” dan “layanan dukungan TI dan perangkat lunak manajemen bisnis serta perangkat lunak desain dan manufaktur”.

Departemen Keuangan telah mendefinisikan ulang basis industri militer Rusia untuk mencakup semua yang terkena sanksi berdasarkan Perintah Eksekutif 14024, termasuk Bank Tabungan dan VTB – yang berarti lembaga keuangan negara ketiga “mungkin menghadapi sanksi karena melakukan transaksi penting atau menyediakan layanan” (Rusia).

Washington telah menjatuhkan sanksi terhadap lebih dari 4.000 individu dan perusahaan Rusia sejak Februari 2022. Langkah terbaru AS ini dilakukan menjelang KTT G7 di Italia, di mana Washington diperkirakan akan mengumumkan kemajuan dalam menyita aset-aset Rusia yang dibekukan. Namun, Amerika Serikat dan sekutunya di Uni Eropa tidak memperoleh suara bulat.

Di sisi lain, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menanggapi pernyataan Washington yang menyatakan Moskow menjawab tidak akan membiarkan tindakan agresif yang dilakukan AS.

Sementara itu, Bursa Efek Moskow mengumumkan tidak akan memperdagangkan dolar AS dan euro mulai Kamis karena sanksi baru AS.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours