Sapi bali jadi primadona hewan kurban pilihan warga di Jakarta

Estimated read time 4 min read

Jakarta (Antara) – Sapi jenis Bali menjadi hewan favorit kurban berbagai kalangan masyarakat pada Idul Adha 1445 Hijriah di Jakarta.

“Pembelinya juga dari kalangan pejabat, semua kalangan membeli, dari kalangan ekonomi bawah, pejabat, pengusaha, semuanya antusias membeli sapi kurban, karena ini hari raya Idul Fitri,” kata salah satu pedagang ternak. . , Jaja Harja , Jakarta, Sabtu.

Jaja, salah satu pedagang sapi di kawasan Jalan Kakung Silinsing, Pulo Gebang, Kecamatan Kakung, Jakarta Timur, mengaku mendatangkan 330 ekor sapi dari Bali dan kini tersisa lima ekor sapi kecil yang belum terjual.

Diungkapkannya, pihaknya menjual sapi mulai dari Rp18 juta untuk ukuran kecil hingga di atas Rp40 juta untuk sapi dengan bobot sekitar 500-500 kilogram (kg).

“Sebenarnya sampai saat ini banyak masyarakat yang mencari sapi bali berukuran besar dengan kisaran 500kg. Sampai saat ini kami masih menjual sapi bali karena sesuai dengan selera pembeli yang mencari sapi jenis tersebut.” kata Jaja.

Ia mengatakan, pihaknya biasa menjual sapi asal Bali karena menyesuaikan dengan kebutuhan pasar dan banyak diminati tidak hanya oleh pejabat yang ingin berkurban di Idul Adha, tapi juga berbagai kalangan.

Menurut Jaja, sapi Bali diminati berbagai kalangan masyarakat karena memiliki banyak keunggulan antara lain serat dagingnya padat dan kadar airnya rendah.

Selain itu, jika dilihat dari fisiknya, sapi bali mempunyai tulang yang pendek dan daging yang padat serta kulit yang tipis.

“Sejak tahun 2008 kami sudah mendapatkan sapi kurban sapi bali yang kami pasok, karena sampai saat ini antusias masyarakat terhadap sapi bali masih tinggi. Sapi Bali semua seperti itu,” jelas Jaja.

Jala Harja, pedagang ternak di kawasan Jalan Kakung Silinsing, Pulo Gebang, Kecamatan Kakung, Jakarta Timur, Sabtu (15/06/2024). Antara/Harianto

Jaja menjelaskan pengadaan sapi Bali dimulai dengan menyiapkan ruang atau kotak karantina sapi. Hal ini mulai dilakukan dua minggu setelah Idul Fitri 1445.

“Kemudian akhir bulan April (2024) sapi-sapi itu sudah datang, dan sudah siap untuk beranak. Dengan kata lain, sapi-sapi di sini datang ke titik pemindahan dalam kondisi nyaman, dengan kata lain tidak sakit. , sapinya tetap stabil,” kata Jaja.

Lebih lanjut Jaja menjelaskan, sapi yang dijual akan didistribusikan pada H-3 Idul Adha hingga H+1 Idul Adha.

Selain itu, untuk memastikan kondisi sapi-sapi tersebut dalam kondisi sehat, Jaja mengatakan, seluruh 330 ekor sapi yang dijual tersebut telah diperiksa kesehatannya oleh dokter hewan yang diselenggarakan Suku Dinas Kesehatan dan Peternakan Jakarta Timur.

“Untungnya sudah dites, dokter (dokter hewan) dari Dinas Kesehatan dan Peternakan Jakarta Timur sudah memeriksa semua kesehatannya,” jelas pria yang memulai usaha peternakan pada tahun 2008 ini.

Jaja menambahkan, Wakil Wali Kota Jakarta Timur Ain Mutmainnah juga sudah meninjau usahanya untuk memastikan hewan kurban yang dijual dalam keadaan sehat.

“Sebenarnya Pak Wakil Wali Kota (Jakarta Timur) sudah berkunjung minggu lalu. Beliau datang ke sini membawa dokter (dokter hewan) untuk memeriksa langsung, alhamdulillah semua sapi kami sehat,” tambah Jaja.

Sebelumnya, Pemkot Administrasi Jakarta Timur melepas 83 hewan kurban kepada petugas kesehatan untuk memastikan hewan kurban di wilayahnya dalam kondisi sehat saat disembelih pada Idul Adha 1445 Hijriah.

Petugas kesehatan hewan korban dilepas Wali Kota Jakarta Timur M Anwar di Kantor Wali Kota Jakarta Timur, Kakung pada Rabu (12/6) dengan mengenakan jas medis berwarna putih.

“Inisiatif ini kami lakukan setiap tahun untuk memastikan seluruh hewan kurban yang disembelih dan dimakan masyarakat dalam keadaan sehat dan tidak mengganggu kesehatan masyarakat yang mengkonsumsinya,” kata Anwar.

Menurutnya, masyarakat belum paham apakah hewan itu sehat atau tidak. Mereka hanya mengamati pergerakan tubuh hewan tersebut, namun ketika dibelah, hati dan paru-parunya dipenuhi cacing.

“Berbahaya sekali. Biasanya pihak berwenang melihat hati dan paru-paru dikesampingkan dan tidak dikonsumsi,” ujarnya.

Ia mengingatkan, para petugas kesehatan yang tersebar di 10 kecamatan dan 65 kelurahan di Jakarta Timur, agar berhati-hati dalam memastikan kesehatan hewan kurban, sehingga daging yang dihasilkan aman, sehat, dan halal untuk dikonsumsi.

“Korban yang disembelih kami pastikan dalam keadaan sehat. Kalau kurang sehat tolong sampaikan kepada kami bahwa hewan kurban itu tidak layak konsumsi. Kalau perlu kembalikan ke pedagang. Jangan sampai ada yang berwajib. Satu kata, jangan. “Orang makan daging yang menimbulkan penyakit pada tubuhnya,” jelas Anwar.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours