Sapi limousin banyak dibeli pejabat untuk hewan kurban di Jakarta

Estimated read time 3 min read

JAKARTA (ANTARA) – Sapi jenis limousin menjadi hewan kurban yang digemari sejumlah pejabat di wilayah Jakarta pada hari Idul Adha 1445 Hijriah.

Alhamdulillah di sini ada pejabat yang membeli. Ada Pak Chairul Tanjung dan beberapa pejabat lainnya, kata Agung, 41 tahun, seorang pedagang ternak di Jakarta, Sabtu.

Agung mengatakan, sapi yang dibeli Chairul Tanjung sebanyak 10 ekor sapi jenis Limousin. Sapi tersebut dibeli melalui perwakilan perusahaan, Chairul Tanjung. Harga per ekor dan jumlah nominal sapi yang dibeli tidak disebutkan.

“Yang dibeli Pak Chairul Tanjung melalui agen cukup banyak. Sekitar 10 ekor di antaranya merupakan sapi Limousin,” ujarnya.

Agung yang merupakan pedagang ternak di Jalan y Gusti Ngurah Rai, Klander, Jakarta Timur, mengatakan, dirinya bersama 14 orang lainnya membawa 100 ekor sapi asal wilayah Jawa Timur dan kini semuanya sudah terjual.

Alhamdulillah di sini ada beberapa pejabat yang membeli, biasanya seperti ini, jelas Agung.

Lebih lanjut Agung mengatakan, sapi yang dijualnya bersama 14 rekannya sudah terjual dan kini tinggal diserahkan kepada masyarakat yang membelinya.

Pria yang sudah lebih dari 10 tahun berjualan sapi ini mengaku, sapi jenis Limousin jenis Simmental banyak terjual pada tahun ini.

Selain itu juga terdapat sapi lokal yaitu sapi Madura dan sapi Pegon yang merupakan hasil persilangan antara sapi Simmental atau Sampi Limousin dengan sapi Jawa (lokal).

“Harga yang kami jual 18 hingga 60 juta Ran ke atas, yang paling mahal adalah sapi pengepul. Kalau yang dikoleksi biasanya jenis limosin khusus sapi peliharaan,” jelas Agung.

Ia mengungkapkan, sapi Limousin yang dijual seharga R60 juta per ekor itu memiliki berat sekitar 900 kilogram.

Kalau penjualannya biasanya sapi limousin kelompok patungan lebih dari Rp 5 juta per orang, sapi madura biasanya Rp 3 juta per patungan, kata Agung.

Agung (41), seorang pedagang ternak di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Kalender, Jakarta Timur, Sabtu (15/06/2024) malam. ANTARA/Harianto Agung juga menjelaskan, harga jual tertinggi sapi bersamanya saat ini adalah Rp 60 juta per ekor. Namun jika ada permintaan sapi yang lebih mahal, pelanggannya siap membeli sapi tersebut.

“Biasanya kalau harganya R150 juta, kita pesan saja, tapi bisa diantar, itu pesanan,” ujarnya.

Untuk memastikan status kesehatan sapi-sapi tersebut, Agung mengatakan seluruh sapi yang dijual telah diperiksa oleh dokter hewan Suku Dinas Kesehatan dan Peternakan Jakarta Timur.

Alhamdulillah, semua sapi yang datang sudah diperiksa oleh Kementerian Kesehatan dan Peternakan dari Jakarta Timur, kata Agung.

Sebelumnya, Pemkot Administrasi Jakarta Timur memberhentikan 83 petugas kesehatan hewan kurban untuk memastikan hewan kurban di wilayahnya dalam kondisi sehat saat penyembelihan Idul Adha 1445 H.

Petugas kesehatan hewan kurban diberhentikan Wali Kota Jakarta Timur M Anwar yang mengenakan jas medis berwarna putih di kantor Wali Kota Jakarta Timur di Kakung, Rabu (6/12).

“Kegiatan ini kami laksanakan setiap tahun untuk memastikan hewan kurban yang disembelih dan dikonsumsi masyarakat dalam keadaan sehat dan tidak mengganggu kesehatan masyarakat yang mengkonsumsinya,” kata Anwar.

Menurutnya, masyarakat belum paham apakah hewan itu sehat atau tidak. Mereka hanya melihat pergerakan tubuh hewan tersebut, namun ketika dibunuh, terdapat banyak cacing di hati dan paru-parunya.

“Berbahaya sekali. Biasanya petugas melihat hati dan paru-parunya dibuang dan tidak boleh dikonsumsi,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan para tenaga kesehatan yang tersebar di 10 kecamatan dan 65 kecamatan di Jakarta Timur untuk menjaga kesehatan hewan kurban agar daging yang dihasilkan aman, sehat, dan halal untuk dikonsumsi.

“Kami pastikan hewan yang akan dipotong dalam kondisi sehat, jika kurang sehat beritahu kami bahwa penawaran tersebut tidak untuk digunakan, kembalikan ke pedagang jika perlu. Jangan biarkan para pejabat. Jangan sampai ada kata yang tidak enak, lebih baik dihindari.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours