Satpol PP Jakbar merazia “Pak Ogah”

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Barat secara serentak menggerebek “Pak Ogah” atau pengatur jalan liar di delapan kecamatan di wilayah tersebut pada Rabu.

Penggerebekan “Pak Ogah” ini dilakukan sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum (Perda).

“Menjangkau saudara-saudara kita melanggar Peraturan Zona 8 tahun 2007,” kata Direktur Satpol PP Jakarta Barat (Jakbar) Agus Irwanto kepada wartawan di Jakarta.

Saat memutar balik (turnback) atau di jalan raya dan penggerebekan terhadap masyarakat yang aktivitasnya memerlukan ganti rugi saat keluar dari perempatan menimbulkan ketidaknyamanan masyarakat.

Menurut Agus, banyak masyarakat yang prihatin dengan kehadiran “Pak Ogah” di kawasan tersebut.

“Banyak laporan atau pengaduan masyarakat yang masuk ke saluran Satpol PP pada pagi, siang, dan malam hari dengan tujuan untuk menggalang atau memaksa masyarakat,” kata Agus.

Agus mengatakan, usai penertiban, “Pak Ogah” dan warga lain yang terjaring jaringan dibawa ke Kantor Wali Kota Jakarta Barat untuk menyatakan tidak akan mengulangi perbuatan yang sama.

“Juga tahap selanjutnya akan diberikan lagi bantuan sosial. “Jika hal ini terungkap atau kita mengetahui orang tersebut melakukan dua kali atau bahkan lebih, tentu dia akan didakwa melakukan pelanggaran ringan (tipping),” kata Agus.

Pelanggar akan dikenakan sanksi sesuai Pasal 61 Perda Nomor 8 Tahun 2007 dengan denda paling banyak Rp30 juta.

“Jika tidak bisa, tentu akan dijatuhi hukuman penjara. Dimana hukuman penjaranya? Ya, kami akan serahkan ke Kementerian Sosial dan kami sudah mendapat persetujuan dan bimbingan dari Kementerian Sosial. “Selama mereka mendapat putusan dari hakim, Pengadilan Negeri,” kata Agus.

Hari ini, timnya mengerahkan 350 Satpol PP dan 30 personel TNI-Polri serta petugas lainnya untuk melakukan penggerebekan.

“Ada 54 titik di Kota Jakarta Barat,” ujarnya. “54 kawasan ini akan kita dekati, kita lindungi, saya harap kawasan ini bersih.”

Tentu tak hanya itu, pihaknya meminta dukungan seluruh lapisan masyarakat. “Pak RT, Pak RW ya, semua tokoh masyarakat, tokoh agama mendukung kegiatan kami,” kata Agus.

Ke depan, screening akan dilakukan dua hingga tiga kali dalam sebulan, kata Agus. “Mungkin dua atau tiga kali sebulan,” kata Agus.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours