Sayangkan Muncul Gerakan Coblos 3 Paslon di Pilkada Jakarta, Rano Karno: Entar Nyesel

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Rano Karno, calon wakil gubernur (Kawagub), merespons aksi penusukan terhadap 3 pasangan calon (paslon) yang dilakukan pendukung mantan gubernur Anies Baswedan di Pilkada Jakarta. Rana menyesali perbuatannya.

“Kalau mau mencoblos empat kali, mau mencoblos tiga kali, mau ke TPS, itu haknya. Kasihan saja, bukan untuk kita, tapi untuk warga. Anda harus memilih, jangan tinggalkan suara Anda. Nanti menyesal, ujarnya, Sabtu (7/9/2024).

Rano menilai Anies Basvedan adalah sosok yang sangat cerdas. Meski Jakarta tak ikut Pilkada, Anies yakin hatinya tetap tertuju pada Jakarta.

“Beng Anies adalah orang yang sangat cerdas. Bahkan, saya yakin hatinya tertuju pada Jakarta. Sekarang di Jakarta jelas dia tidak mengikuti. Tentu sayang jika suaranya dibuang, terserah Bang Anis mau memberikannya kepada siapa. Artinya, impian Bang Anies menjadi kenyataan, ujarnya.

Sebelumnya, tim sukses Pramono Anung-Rano Karno (Timses) mendengar Anak Abah berencana mengusung 3 calon pada Pilkada Jakarta 2024.

Pramono Anung-Rano berharap Wakil Sekretaris Tim Pemenangan, Karno Beno Muhammad Ibnu Anak Abah, atau loyalis Anis Baswedan, sapaan akrab pasangan Pramono-Rano, memberikan dukungan kepada Bang Doel. Kabarnya, Anies atau Abach bertemu dengan Pramono-Rano dan berfoto.

Muncul gerakan Anak Abah yang saat ini memunculkan gerakan penikaman terhadap ketiga pasangan calon. Tapi kalau kita lihat kejadiannya, bapaknya sendiri yang akan berfoto bersama Mas Pram dan Bang Doel, kata Beno Warung Garasi- si Doel, Lebak Bulus , Cilandak, Jakarta Selatan dalam pertemuan dengan relawan, Jumat 6 September 2024.

“Kami berharap teman-teman (relawan) bisa meyakinkan teman-teman yang benar-benar setia kepada Pak Anies untuk bergabung dengan kami.”

Beno yang juga Ketua Tim Pemenangan Doel mengatakan duet Pramono-Doel akan terus berkembang di bawah kepemimpinan Anies. Beno mencontohkan, Doel berasal dari Jakarta, anak Betawi. Ia yakin anak-anak setempat mempunyai hubungan emosional dalam membangun kota mereka.

“Anak Jakarta, anak Betawi, Si Doel. Kalau anak daerah membangun kotanya, otomatis ada ikatan emosional,” tuturnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours