Sebagian Gen Z Jalani ‘Kehidupan Ganda’ di Dunia Nyata dan Dunia Maya

Estimated read time 3 min read

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Survei terbaru menemukan bahwa sebagian Gen Z menjalani “kehidupan ganda” di dunia nyata dan dunia maya. Dalam studi yang dilakukan OnePoll untuk Lenovo, banyak Gen Z yang merasa kepribadian mereka di dunia nyata sangat berbeda dengan di dunia maya.

Dikutip dari laman Independent, Jumat (31/5/2024), penelitian tersebut sebenarnya melibatkan 2.000 warga Amerika yang berpartisipasi secara turun-temurun. Peserta mendiskusikan kebiasaan media sosial mereka. Hasilnya, 46 persen Gen Z merasa memiliki “kehidupan ganda” sebagaimana mereka menyebutnya.

Ketika ditanya apakah mereka merahasiakan “kepribadian online” mereka dari keluarga, 31 persen responden Gen Z menjawab “ya”. Selain itu, 53 persen Gen Z merasa lebih nyaman dan mudah berkomunikasi secara online dibandingkan secara langsung.

Faktanya, hampir separuh responden lintas generasi mengatakan ada keterkaitan antara mereka saat berkomunikasi online dan saat berkomunikasi tatap muka. Namun 68 persen responden yang menjawab merupakan bagian dari Gen Z.

Generasi lain juga mengalami hal serupa, 38 persen generasi milenial, 18 persen generasi X, dan delapan persen generasi baby boomer mengaku memiliki ‘kehidupan ganda’ di internet. Sebanyak 27 persen generasi milenial mengaku merahasiakan identitas online mereka dari keluarga.

Terkait kemudahan berkomunikasi online versus offline, 49 persen generasi milenial dan 35 persen Gen X mengakui hal tersebut. Sementara itu, hanya 23 persen generasi baby boomer yang merasakan hal serupa.

Semua responden juga ditanya seberapa terbuka mereka untuk berbagi pendapat secara online. Hasilnya menunjukkan bahwa 21 persen dari mereka merasa nyaman menyampaikan argumen secara online dibandingkan secara langsung.  

Terdapat 19 persen responden yang menyatakan mereka merasa lebih nyaman menyampaikan ketakutan atau kekhawatiran mereka secara online, dibandingkan secara offline. Sebanyak 19 persen mengatakan mereka terbuka mengenai keyakinan politik mereka.

Dibandingkan dengan orang-orang offline, 20 persen responden mengatakan kepribadian online mereka memiliki kesukaan dan ketidaksukaan yang jelas. Beberapa responden juga mengindikasikan bahwa kepribadian online mereka memiliki kehidupan yang berbeda dan ketidaksukaan serta pendapat yang lebih kontroversial dibandingkan kehidupan nyata mereka.

Survei OnePoll ini mencerminkan upaya Lenovo untuk proyek “Bekerja untuk Kemanusiaan” dan “Meet Your Digital” yang meneliti perbedaan kepribadian online seseorang dengan kehidupan nyata. Untuk eksperimen ini, Lenovo menggunakan kecerdasan buatan (AI) dan perangkat pintar yang canggih.

Ini bukan pertama kalinya ada pembahasan mengenai perilaku Gen Z terhadap teknologi.  Pada awal tahun 2024, pengguna X (mantan Twitter) Max Burns memicu perdebatan viral tentang fitur “Jangan Ganggu” di iPhone. Ia mengatakan Gen Z selalu mengaktifkan fitur tersebut karena mereka selalu merasa cemas saat menjawab telepon.

Beberapa Gen Z setuju dengan postingan tersebut, namun ada pula yang tidak setuju. Penentangnya menjelaskan bahwa ponsel mereka berada dalam mode “Jangan Ganggu” karena ingin menghindari notifikasi yang mengganggu dan panggilan spam.

Namun kekhawatiran terhadap ponsel di kalangan Gen Z bukanlah teori yang tidak berdasar. Sebelum status Burns, ada studi yang dirilis pada tahun 2023 oleh CommBank dan lainnya. Penelitian menemukan bahwa hanya satu dari 10 generasi Z Australia yang senang berbicara dengan keluarga atau teman melalui telepon. Sementara itu, 87 persen peserta penelitian mengaku menangani konflik melalui pesan teks dibandingkan melalui panggilan telepon, dan 49 persen mengaku merasa cemas saat berbicara di telepon.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours