Sekolah Lansia jadikan penduduk lansia bonus demografi

Estimated read time 3 min read

Semarang (ANTARA) – Deputi Bidang Kemakmuran dan Pemberdayaan Keluarga Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Nopian Andusti, mengatakan perguruan tinggi (Lansia) mampu menjadikan populasi lansia menjadi demografi yang diuntungkan.

Menurut Nopian dari Kantor Kecamatan Ungaran, Semarang, Jawa Tengah, Selasa, sekolah untuk senior dengan program yang mencakup berbagai jenis belajar mengajar dapat membuat senior menjadi produktif dan lebih mandiri.

“Di Indonesia secara nasional sebesar 11,75 persen (jumlah penduduk lanjut usia dari total penduduk Indonesia). Di sinilah kita akan memasuki ‘penuaan populasi’ (population ageing) dan bonus demografi tahap kedua,” kata Nopian. usai mengunjungi 130 wisudawan Sekolah Menengah Atas (BKL) Bin Keluarg Pancasila Bandungan.

Artinya, lanjutnya, lansia akan menjadi bonus demografi di masa depan sehingga peluang ini harus dimanfaatkan untuk berkontribusi dalam pembangunan negara.

Sebaliknya, jika tidak dididik untuk produktif dan mandiri, maka lansia akan menjadi kelompok rentan. Oleh karena itu, keberadaan Sekolah untuk Senior sangat diperlukan.

“Jika para lansia ini memasuki bonus demografi tahap kedua dan tetap produktif, sehat, aktif, mandiri, produktif, dan bermartabat, berarti kita bisa memanfaatkan bonus demografi tahap kedua,” kata Nopian.

Demografi tahap kedua adalah keadaan suatu negara yang sebagian besar penduduknya berusia lanjut (di atas 65 tahun) namun masih produktif dan berkontribusi terhadap negara.

Melalui Sekolah Lanjut Usia, kata Nopian, potensi lansia akan digali kembali secara terukur, sehingga mereka yang masih bisa produktif mendapat ruang dari pemerintah untuk mengarahkan produktivitasnya.

“Di SMA ini kita gali kemampuan-kemampuan yang ada pada senior. Banyak senior yang benar-benar produktif,” tuturnya.

Mereka tetap bisa menyumbangkan ilmunya. Mereka masih bisa menyumbangkan energinya. Tapi karena tidak diberi ruang, tidak diberi kesempatan, makanya ditutup, kata Nopian.

Hingga saat ini, terdapat 757 SMA di seluruh Indonesia, dengan Jawa Tengah menjadi wilayah dengan jumlah SMA terbanyak: 177 sekolah.

“Sekarang baru terbentuk 757 di seluruh Indonesia. Dan 177 berada di Jawa Tengah, bayangkan itu tidak biasa. Jadi hampir 30 persen lebih berada di Jawa Tengah,” kata Nopian.

Pihaknya berharap setiap kota atau kabupaten

​​Sebuah sekolah untuk senior akan muncul di Indonesia pada tahun 2024.

“Tapi kami berharap tahun ini seluruh kota di Indonesia sudah memiliki sekolah untuk senior. Dan kita berharap dalam beberapa tahun ke depan sudah ada kota, kabupaten, sekolah senior,” kata Nopian.

Namun Nopian juga mengakui sebaran 757 sekolah menengah yang ada belum merata di seluruh Indonesia.

“Kalau dilihat dari jumlah kota di Indonesia ada 514. Tapi sudah berdiri 757 sekolah untuk senior. Namun sebarannya tidak merata,” ujarnya.

Ada daerah yang sudah didirikan tiga sekolah untuk senior, ada juga daerah yang belum dilakukan. “Kami berharap akan muncul sekolah untuk senior,” kata Nopian.

Sekolah Menengah Atas adalah pusat pembelajaran informal seumur hidup bagi lansia berdasarkan tujuh dimensi lansia yang berketahanan selama periode 12 bulan.

Dimensi tersebut adalah spiritual, fisik, emosional, intelektual, sosial, profesional dan lingkungan.

Para lansia akan dianggap gigih jika mereka telah menghadiri 80 persen janji temu dan terlibat aktif dalam pembelajaran.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours